Tak salah bila dunia mendapuknya sebagai bapak ki mia
modern. Ahli kimia Mus lim terkemuka di era kekhalifahan yang dikenal di dunia
Barat dengan pang gilan Geber itu memang sangat fenomenal. Betapa tidak, 10 abad
se be lum ahli kimia Barat bernama John Dal ton (1766-1844)? mencetuskan teori
mo lekul kimia, Jabir Ibnu Hayyan (721M – 815 M) telah menemukannya di abad
ke-8 M.Hebatnya lagi, penemuan dan eksperimennya yang telah berumur 13 abad itu
ternyata hingga kini masih tetap dijadikan rujukan.?? Dedikasinya dalam
pengembangan ilmu kimia sungguh tak ternilai harganya. Tak heran, jika ilmuwan
yang juga ahli farmasi itu dinobatkan sebagai renaissance man (manusia yang
mencerahkan).
Tanpa kontribusinya, boleh jadi ilmu kimia tak berkembang
pesat seperti saat ini. Ilmu pengetahuan modern sungguh telah berutang budi
kepada Jabir yang dikenal sebagai seorang sufi itu. Jabir telah menorehkan
sederet karyanya dalam 200 kitab. Sebanyak 80 kitab yang ditulisnya itu mengkaji
dan mengupas seluk-beluk ilmu kimia. Sebuah pencapaian yang terbilang amat
prestisius.
Itulah sebabnya, ahli sejarah Barat, Philip K Hitti dalam
History of the Arabs berujar, ?’Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan
matematika, bangsa Arab juga memberikan sumbangan yang begitu besar di bidang
kimia.’? Penyataan Hitti itu merupakan sebuah pengakuan Barat terhadap
pencapaian yang telah ditorehkan umat Islam di era keemasan.
Sejatinya, ilmuwan kebanggaan umat Islam itu bernama lengkap
Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan. Asal-usul kesukuan Jabir memang tak terungkap
secara jelas. Satu versi menyebutkan, Jabir adalah seorang Arab. Namun, versi
lain menyebutkan ahli kimia kesohor itu adalah orang Persia.? Kebanyakan
literatur menulis bahwa Jabir terlahir di Tus, Khurasan, Iran pada 721 M.
Saat terlahir, wilayah Iran berada dalam kekuasaan Dinasti
Umayyah. Sang ayah bernama Hayyan Al-Azdi, seorang ahli farmasi berasal dari
suku Arab Azd. Pada era kekuasaan Daulah Umayyah, sang ayah hijrah dari Yaman
ke Kufah, salah satu kota pusat gerakan Syiah di Irak. Sang ayah merupakan
pendukung Abbasiyah yang turut serta menggulingkan Dinasti Umayyah.
Ketika melakukan pemberontakan, Hayyan tertangkap di
Khurasan dan dihukum mati. Sepeninggal sang ayah, Jabir dan keluarganya kembali
ke Yaman. Jabir kecil pun mulai mempelajari Alquran, matematika, serta ilmu
lainnya dari seorang ilmuwan bernama Harbi Al-Himyari.
Setelah Abbasiyah menggulingkan kekuasaan Umayyah, Jabir
memutuskan untuk kembali ke Kufah. Di kota Syiah itulah, Jabir belajar dan
merintis karier. Ketertarikannya pada bidang kimia, boleh jadi lantaran profesi
sang ayah sebagai peracik obat. Jabir pun memutuskan untuk terjun di bidang
kimia.
Jabir yang tumbuh besar di pusat peradaban Islam klasik itu
menimba ilmu dari seorang imam termasyhur bernama Imam Ja’far Shadiq. Selain
itu, ia juga sempat belajar dari Pangeran Khalin Ibnu Yazid. Jabir memulai
kariernya di bidang kedokteran setelah berguru pada Barmaki Vizier? pada masa
kekhalifahan Abbasiyah berada dibawah kepemimpinan Harun Ar-Rasyid.
Sejak saat itulah, Jabir bekerja keras mengelaborasi kimia
di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Dalam karirnya, ia pernah
bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Salah satu ciri khasnya, ia
mendasari? eksperimen-eksperimen yang dilakukannya secara kuantitatif. Selain
itu, instrumen yang digunakan dibuat sendiri, menggunakan bahan berasal dari
logam, tumbuhan, dan hewani. ?’Saya pertama kali mengetahuinya? dengan melalui
tangan dan otak saya, dan saya menelitinya hingga sebenar
mungkin, dan saya mencari kesalahan yang mungkin masih
terpendam.’? Kalimat itu kerap dituliskan Jabir saat mengakhiri uraian suatu
eksperimen yang telah dilakukannya.
Setelah sempat berkarier di Damas – kus, Jabir pun
dikabarkan kembali ke Kufah. Dua abad pasca-berpulangnya Jabir, dalam sebuah
penggalian jalan telah ditemukan bekas laboratorium tempat sang ilmuwan
berkarya. Dari tempat itu ditemukan peralatan kimianya yang hingga kini masih
mempesona serta sebatang emas yang cukup berat.
Begitu banyak sumbangan yang telah dihasilkan Jabir bagi
pengembangan kimia. Berkat jasa Jabir-lah, ilmu pengetahuan modern bisa
mengenal asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi,
dan tehnik kristalisasi. Jabir pulalah yang menemukan larutan aqua regia
(dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Keberhasilan penting lainnya yang dicapai Jabir adalah
kemampuannya mengapli kasi kan pengetahuan me? ngenai kimia ke dalam proses
pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Ter nyata, Jabir
jugalah yang kali pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada
pembuatan gelas kaca.
Adalah Jabir pula yang pertama kali mencatat tentang?
pemanasan anggur akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang
kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Selain itu, Jabir pun berhasil menyempurnakan proses dasar
sublimasi, peng uapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan
kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan
(fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Apa yang dihasilkannya itu
merupakan teknikteknik kimia modern.
Tak heran, bila sosok dan pemikiran Jabir begitu berpengaruh
bagi para ahli kimia Muslim lainnya seperti Al-Razi (9 M), Tughrai (12 M) dan
Al-Iraqi (13 M). Tak cuma itu, buku-buku yang ditulisnya juga begitu besar
pengaruhnya terhadap pengembangan ilmu kimia di Eropa. Jabir tutup usia pada
tahun 815 M di Kufah.? heri ruslan (Republika)
===
Adikarya Sang Ilmuwan Besar
Dedikasi dan prestasi yang dicapai Jabir Ibnu Hayyan dalam
bidang kimia terekam dengan baik lewat buku-buku yang ditulisnya. Tak kurang
dari 200 buku berhasil ditulisnya.? Sebanyak 80 judul buku di antaranya
mengupas hasil-hasil eksperimen kimia yang dilakukannya. Buku-buku itu sungguh
amat berpengaruh hingga sekarang.Sebanyak 112 buku karya Jabir secara khusus
ditulis untuk dipersembahkan kepada Barmakid sang guru yang juga pembantu atau
wazir Khalifah Harun Ar- Rasyid. Buku-buku itu ditulis dalam bahasa Arab. Pada
abad pertengahan, orang-orang Barat mulai menerjemahkan karya-karya Jabir itu
ke dalam bahasa Latin (Tabula Smaragdina).Buku-buku itu lalu menjadi rujukan
pada ahli kimia di Eropa.
Selain itu, sebanyak 70 buku karya Jabir lainnya juga?
dialihbahasakan ke dalam bahasa Latin pada abad pertengahan. Dari ke-70 kitab
berpengaruh itu, salah satu yang terkenal adalah Kitab Al-Zuhra yang
diterjemakan menjadi Book of Venus, serta Kitab Al-Ahjar yang dialihbahasakan
menjadi Book of Stones.
Sebanyak 10 buku yang ditulis Jabir lainnya adalah kitab
pembetulan yang berisi penjelasan mengenai ahli kimia Yunani seperti
Pythagoras, Socrates, Plato dan Aristoteles. Sisanya, kitab yang ditulis Jabir
merupakan buku-buku keseimbangan. Dalam buku kelompok ini, Jabir melahirkan
teori yang begitu terkenal, yakni “teori keseimbangan alam.”
Risalat-risalat karya Jabir yang secara khusus membedah ilmu
kimia antara lain” Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab’een. Kitab penting itu juga
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di abad pertengahan. Kitab Al-Kimya
menjadi sangat populer di Barat setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Ingris
oleh orang Inggris Robert of Chester pada 1144 M.
Al-Kimya versi alih bahasa berjudul “The Book of Composition
of Alchemy”. Sedangkan, Kitab Al-Sab’een diterjemahkan oleh Gerard of Cremona.
Beberapa karya Jabir lainnya juga dialihbahasakan oleh Berthelot ke dalam
bahasa Inggris antara lain; “Book of Kingdom”, “Book of the Balances” serta
“Book of Eastern Mercur.”
Buku karya Jabir lainnya juga mendapat perhatian dari ilmuwan
Inggris bernama Richard Russel. Pada abad ke-17 M, Russel menerjemahkan buku
yang ditulis Jabir ke dalam bahasa Ingris berjudul “Sum of Perfection”
https://www.gaulislam.com/jabir-ibnu-hayyan-peletak-dasar-kimia-modern
0 komentar:
Posting Komentar