Monosodium glutamat, juga dikenal sebagai sodium glutamat atau MSG, merupakan garam natrium dari asam glutamat yang
merupakan salah satuasam amino non-esensial paling
berlimpah yang terbentuk secara alami.
Food and Drug Administration A.S. mengklasifikasikan MSG sebagai Generally Recognized as Safe (GRAS/Secara
Umum Diakui Aman) dan Uni Eropa sebagai zat tambahan makanan. MSG
memiliki Kode HS 29224220 danNomor EC E621. Glutamat dalam MSG memberi rasa umami
yang sama seperti glutamat dari makanan lain. Keduanya secara kimia identik.
Produsen makanan industri memasarkan dan menggunakan MSG sebagai penguat cita
rasa karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan
persepsi total rasa lainnya. Nama
dagang untuk monosodium glutamat termasuk diantaranya AJI-NO-MOTO®, Vetsin, danAc'cent.
Mitos
yang selama ini dianut oleh masyarakat awam dan sebagian klinisi atau dokter
bahwa MSG berbahaya adalah salah. Ternyata MSG atau vetsin aman untuk digunakan
atau dikonsumsi dalam makanan sehari-hari. Berbagai mitos tentang efek samping
MSG tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat, sehingga seluruh badan pengawasan
makanan dunia masih menggolongkan MSG sebagai bahan yang “Generally Regarded as
Safe” (GRAS) dan tidak menentukan berapa batas asupan hariannya. Bila terjadi
kontroversi tentang suatu masalah sebaiknya merujuk perbedaan pendapat tersebut
tertuju pada penelitian ilmiah atau rekomendasi resmi institusi kesehatan
internasional yang kredibel. Dalam dunia kedokteran modern pendapat seorang
dokter ahli atau bahkan seorang profesorpun tidak akan berlaku selama
bertentangan dengan fakta ilmiah atau rekomendasi resmi institusi kesehatan
yang kredibel.
MSG
atau vetsin atau sering disebut micin bukanlah bumbu masak yang sering dipakai
sebagai penyedap. Manfaatnya sebagai sumber rasa gurih, memang tidak
terbantahkan. Namun bukan berartisecara terbuka diterima dan bebas dari isu-isu
negatif terutama bila dikaitkan dengan kesehatan.
Kandungan MSG
MSG tersusun atas 78% Glutamat, 12% Natrium
dan 10% air. Kandungan glutamat yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih
dalam segala macam masakan. Glutamat itu sendiri termasuk dalam kelompok asam
amino non esensial penyusun protein yang terdap[at juga dalam bahan makanan
lain seperti daging, susu, keju, ASI dan dalam tubuh kita pun mengandung
glutamat. Di dalam tubuh, glutamat dari MSG dan dari bahan lainnyadapat
dimetabolime dengan baik oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber energi usus
halus.
Senyawa ini adalah gabungan
dari sodium/natrium (garam), asam amino glutamate dan air. Penegas cita rasa
gurih ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu oleh bakteri Brevi-bacterium lactofermentum yang
menghasilkan asam glutamat. Kemudian, dilakukan penambahan garam sehingga
mengkristal. Itu sebabnya, MSG sering ditemukan dalam bentuk kristal putih.
Di Indonesia penggunaan MSG terbuat dari
tetes tebu dan singkong melalui proses fermentasi. Jika dirunut dari
sejasrahnya, pada awalnya MSG diambil dari rumput laut, kemudian diubah
menggunakan sumberl lain karena mengingat keterbatasan rumput laut ap[abila
dip[akai terus menerus akan menyebabkan kerusakan ekosistem laut.
Fakta bahwa MSG aman dikonsumsi dan tidak
menimbulkan efek negatif bagi kesehatan sayangnya tidak diketahui oleh banyak
masyarakat. Hal ini dikemukakan oleh sang Penemu MSG, pada dasarnya MSG
diciptakan untuk membantu penyerapan nutrisi makanan secara maksimal oleh
tubuh.
Penggunaan MSG dalam makanan pun dapat
mengurangi konsumsi garam dapur 20-40% dengantetap mempertahankan rasa enak dan
lezat makanan tersebut. Hal ini dapat membantu pengurangan resiko hipertensi
dan jantung dengan tetap memberikan rasa yang enak dalam masakan tersebut.
Hal yang menyebabkan hal negatif dalam
penggunaan MSG karena ada beberapa orang memiliki alergi terhadap bahan-bahan
tertentu, hal ini sama seperti alergi-alergi beberapa orang terhadap suatu hal
tertentu tertentu (alergi seafood, alergi susu, alergi debu, alergi serbuk
bunga, alergi bulu kucing-anjing dll). Oleh karena itu MSG mendapatkan cap
negatif bagi masyarakat, padahal pada dasarnya MSG sangat membantu manusia
dalam proses mencerna makanan secar maksimal. Perkembangan yang lain yang perlu
di catat adalah rasa gurih (umami-jepang versi) telah diakui sebagai rasa dasar
kelima selain manis, asin, asam dan pahit.
Mitos Salah Yang
Terlanjur Dipercayai
Dalam
laporannya pada FDA, FASEB mengemukakan fakta-fakta ilmiah sebagai berikut di
bawah ini:
o MSG
bukan menyebabkan timbulnya Chinese Restaurant Syndrome
o MSG dituduh sebagai biang
keladi penyebab berbagai keluhan, yang disebut dengan istilah Chinese
Restaurant Syndrome. Istilah ini berasal dari kejadian ketika seorang dokter di
Amerika makan di restoran China, kemudian mengalami mual, pusing, dan
muntah-muntah. Sindrom ini terjadi disinyalir lantaran makanan China mengandung
banyak MSG. Laporan ini kemudian dimuat pada New England Journal of Medicine
pada 1968.
o Secara lengkap, sindrom
atau kumpulan gejala itu terdiri atas:
* Rasa terbakar di bagian belakang leher, lengan atas, dan dada
* Rasa penuh di wajah
* Nyeri dada
* Sakit kepala
* Mual
* Berdebar-debar
* Rasa kebas di belakang leher menjalar ke lengan dan punggung
* Rasa kesemutan di wajah, pelipis, punggung bagian atas, leher, dan lengan
* Mengantuk
* Lemah
* Rasa terbakar di bagian belakang leher, lengan atas, dan dada
* Rasa penuh di wajah
* Nyeri dada
* Sakit kepala
* Mual
* Berdebar-debar
* Rasa kebas di belakang leher menjalar ke lengan dan punggung
* Rasa kesemutan di wajah, pelipis, punggung bagian atas, leher, dan lengan
* Mengantuk
* Lemah
o Penderita penyakit jantung
yang mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG bisa terkecoh oleh
gejala ini. Mereka bisa menyangka telah terkena CRS padahal sebenarnya
sedang terkena serangan jantung. Peringatan bagi
penderita penyakit jantung! Namun belum jelas berapa persen dari penduduk yang mengalami hal ini. Selain itu, reaksi negatif MSG ini baru muncul bila orang tersebut makan sedikitnya 3 gram MSG tanpa makanan (dalam kondisi perut kosong). Keadaan ini bisa dikatakan sangat jarang terjadi, karena MSG biasanya dicampurkan ke dalam masakan. Selain itu, terdapat juga bahan makanan lain, terutama karbohidrat, yang dimakan bersamaan dengan MSG.
penderita penyakit jantung! Namun belum jelas berapa persen dari penduduk yang mengalami hal ini. Selain itu, reaksi negatif MSG ini baru muncul bila orang tersebut makan sedikitnya 3 gram MSG tanpa makanan (dalam kondisi perut kosong). Keadaan ini bisa dikatakan sangat jarang terjadi, karena MSG biasanya dicampurkan ke dalam masakan. Selain itu, terdapat juga bahan makanan lain, terutama karbohidrat, yang dimakan bersamaan dengan MSG.
o Apakah benar MSG
menimbulkan sesak nafas pada penderita asma?
Sesak nafas pada penderita asma setelah mengonsumsi MSG mungkin terjadi bila penyakit asmanya tidak terkontrol atau tidak diobati sebagaimana mestinya. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan MSG sebagai peneyebab alergi.
Sesak nafas pada penderita asma setelah mengonsumsi MSG mungkin terjadi bila penyakit asmanya tidak terkontrol atau tidak diobati sebagaimana mestinya. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan MSG sebagai peneyebab alergi.
o Sementara untuk dugaan
antara konsumsi MSG dengan timbulnya lesi (luka) pada otak, munculnya penyakit
Alzheimer, Huntington Disease, amyotopic lateral sclerosis, dan penyakit kronis
lainnya, FDA telah mengambil tindakan. Badan pengawas obat dan makanan Amerika
Serikat ini telah meminta FASEB untuk menelaah ulang semua penelitian tentang
efek kesehatan MSG.
Referensi:
Indonesia, T. C. (2010, Oktober 01). Mitos Salah
Tentang MSG, Fakta Ilmiah MSG Aman. Retrieved from Klinik Anak Online:
https://klinikanakonline.com/2010/10/01/mitos-salah-tentang-msg-fakta-ilmiah-msg-aman/
Wikipedia. (2016,
Januari 16). Mononatrium glutamat. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mononatrium_glutamat
0 komentar:
Posting Komentar