Coklat dan keju merupakan makanan yang disukai oleh hampir
semua orang kalangan. Kala senggang, bisa dijadikan cemilan. Tapi kalau lapar,
bisa juga buat sekadar ganjal perut. Dalam artikel disini akan membahas lebih
dalam tentang Keju. Banyak jenis bahan makanan yang dapat dibuat dari bahan baku
susu, di antaranya adalah keju.
Keju merupakan sebuah makanan yang dihasilkan dengan
memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi.
Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu
yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan,
diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Keju mengandung banyak nutrisi yang sama dengan susu, yaitu
protein, lemak, kalsium dan vitamin. Satu pon keju memiliki protein dan lemak yang
sama jumlahnya dengan satu galon susu. Akan tetapi cara pengolahan susu menjadi
keju terkadang dapat menyebabkan terjadinya perubahan nilai gizinya, yang
sebagian besar tidak diinginkan. Zat gizi yang terkandung dalam susu akan rusak
pada sebagaian besar proses pengolahan karena sensitif terhadap pH, oksigen,
sinar dan panas atau kombinasi diantaranya.
Karena disukai oleh banyak orang, maka berbagai penelitian
dilakukan untuk mengetahui efeknya bagi tubuh. Salah satunya yang kemudian
diungkapkan oleh Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB.
Dokter ahli gastroenterology Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
ini menyebut bahwa makanan ini punya dampak kurang bagus. Keju selain
mengandung kolesterol juga dapat memperlambat pengosongan lambung yang dapat
mengakibatkan asam lambung meningkat dan menyebabkan sakit di lambung.
Normalnya, pengosongan lambung butuh waktu sekitar enam sampai
delapan jam. Namun, jika seseorang mengkonsumsi keju secara berlebihan,
pengosongan lambung butuh waktu sepuluh jam lebih. Untuk itu, Ari menganjurkan
agar orangtua bisa mengawasi konsumsi keju pada anak-anak. Sebab, ia pernah menemui
pasien anak-anak yang berusia 12 tahun mengalami luka pada kerongkongannya
karena terlalu banyak makan keju. Sayang, ia tidak menyebu berapa jumlah ideal
yang sehat bagi yang doyan kedua makanan ini. Ia hanya menganjurkan untuk
menguranginya.
Dan sebagai konsumen maupun penggemar Keju, Anda harus
waspada terhadap bahan aditif yang ada di dalam keju. Berikut adalah bahan
aditif yang ada di dalam keju kemasan :
Selulosa
Selulosa sebenarnya berasal secara alami dari tanaman. Zat
ini ditambahkan ke dalam adonan keju agar ketika dikemas, keju tidak saling
menempel dengan mudah. Namun terkadang di dalam bubuk selulosa ditambah pemutih
klorin dan zat asam.
Pewarna kuning
Pewarna kuning ditambahkan ke dalam adonan keju agar keju
mempunyai warna yang menarik. Namun bahan pewarna kimia ini juga dapat
membahayakan, oleh karena itu salah satu perusahaan keju ternama mulai
menghapus penggunaan pewarna makanan ini sejak bulan Oktober tahun 2013.
Karagenan
Karagenan ini mempunyai fungsi untuk merangsang produksi
bakteri di dalam keju agar berlangsung dengan lebih cepat. Namun zat ini mampu
memperburuk gejala alergi, peradangan, dan masalah pencernaan lainnya.
Inulin
Zat ini mampu menyebabkan masalah pencernaan seperti gas, kembung, dan diare yang parah.
Zat ini mampu menyebabkan masalah pencernaan seperti gas, kembung, dan diare yang parah.
Bahan kimia di dalam keju mampu merusak kebaikan dan manfaat
alami keju bagi kesehatan. oleh karena itu berhati-hatilah dengan bahan kimia
ini.
Bagi para penggemar keju, apa salahnya kita
mengurangi konsumsi keju demi kesehatan tubuh? Jadi, sudah berapa banyak keju
yang anda konsumsi hari ini?
Sumber
Andriewongso, T. (2008, April 13). Kurangi
Konsumsi Coklat Dan Keju Berlebihan. Retrieved Maret 19, 2016, from Andrie
Wongso:
http://www.andriewongso.com/articles/details/1213/Kurangi-Konsumsi-Coklat-Dan-Keju-Berlebihan
Kusumaningrum, F. D. (2014, Februari 13). 4 Bahan aditif di dalam keju
yang harus diwaspadai. Retrieved Maret 19, 2016, from Merdeka.com:
http://www.merdeka.com/sehat/4-bahan-aditif-di-dalam-keju-yang-harus-diwaspadai.html
0 komentar:
Posting Komentar