Cinta Menurut Pandangan
Ilmu Kimia
Cinta..
Siapa sih
yang tidak tahu tentang cinta?
Kita
semua telah mengenal cinta, walau masih dalam kandungan..
Ya...
Cinta kita pada Illahi Rabbi
Setelah
keluar dari kandungan, akan datang kepada kita, cinta yang tulus, sampai dengan
akhir napas beliau, ialah cinta dari seorang ibu.
Begitu
pula ketika kita beranjak ABG, tentu kita akan merasakan yang namanya 'Cinta
pada Lawan Jenis', nah kali ini kita akan membahas cinta, dari sudut pandang
Ilmu Pengetahua.
Cekidot :)
Cekidot :)
Secara ilmiah, perasaan cinta dan kasih
sayang yang timbul antara dua orang yang berlainan jenis tidak terlepas dari
peranan senyawa-senyawa kimia yang membentuk rasa cinta diantara keduanya.
Salah satu senyawanya adalah senyawa
feromon. Istilah feromon (pheromone) berasal dari bahasa Yunani
yaitu phero yang artinya “pembawa” dan mone “sensasi”.
Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kalenjar endokrin yang
aktif ketika dewasa (baligh). Menurut para peneliti dan psikolog, senyawa feromon
dapat mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh terutama otak kecil manusia dan
diklaim mempunyai andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan manusia pada
manusia yang lain, baik itu perasaan cinta, suka,dan saat memilih mana orang
yang dapat dijadikan teman yang cocok.
Senyawa feromon dapat menimbulkan rasa
ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja layaknya
inisiator/pemicu dalam reaksi-reaksi kimia. Prosesnya adalah ketika dua orang
berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon yang kasat mata dan volatil, akan
tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu vomeronasalorgan
(VNO) yaitu organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan ribuan kali lebih
besar dari pada indera penciuman. Organ VNO ini terhubung dengan hipotalamus
pada bagian tengah otak melalui jaringan-jaringan syaraf.
Terlepas dari hal tersebut merupakan
kodrat manusia, artikel ini akan menjelaskan secara definitif dan sederhana
tentang aliran kimiawi cinta. Sebelum turun ke hati, aliran cinta akan transit
dulu di otak untuk melewati proses-proses kimiawi. Dan proses transit ini
memerlukan beberapa tahapan sehingga aliran kimiawi cinta tidak sesederhana dan
secepat peribahasa ‘dari mata turun ke hati’.
Berikut ini adalah tahap-tahapnya:
Tahap 1:
Terkesan
Pada
tahap ini, terjadi kontak antara dua orang melalui alat indera (mata) baik
melalui tatapan, berdekatan, berbicara atau yang lainnya.
Tahap 2:
Ketertarikan
Pada
tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan tiga senyawa cinta,
yaitu: Phenyletilamine (PEA),Dopamine dan Nenopinephrine.
1.
Phenyletilamine
(PEA) atau 2-feniletilamina
Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ; berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335
Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ; berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335
2.Dopamine
Struktur Dopamine ada dua, yaitu:
Struktur Dopamine ada dua, yaitu:
a.
Dopamine
(3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau 3,4-dihidroksiphenentilamin)
Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC
Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC
b.Dopamine
(3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau 3,4-dihidroksiphenetilamin)
Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC
Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC
Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa
PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa ini juga yang
mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika berpandangan dengan orang
kamu sukai. Dan ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung dalam coklat seperti
Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain.
Mungkin inilah sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka memberi
coklat pada seseorang yang dicintainya.
Tahap 3:
Pengikatan
Pada
tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa Endropin. Senyawa inilah yang akan
menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Otak akan memproduksi senyawa
ini apabila orang yang kita kasihi berada di dekat kita.
Tahap 4:
Persekutuan Kimia (Tahap Terakhir)
Pada
tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh otak kecil mempunyai peranan
dalam hal membuat rasa cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara keduanya.
Jika
orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka ada tanda-tanda yang dapat kita
lihat antara lain:
1.
Malu-malu
jika orang yang dicintai memandanginya.
2.
Tunduk
kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan
diri sendiri.
3.
Memperhatikan
perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.
4.
Segera
menghampiri yang dicintai.
5.
Mencintai
apapun yang dicintai sang kekasih.
6.
Jalan
yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjungi orang yang
dicintai.
7.
Kaget dan
gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya
disebut.
8.
Cemburu
kepada orang yang dicintai.
9.
Rela
berkorban untuk orang yang dicintai.
10.
Menyenangi
apapun yang menyenangkan orang yang dicintai.
11.
Tunduk
dan patuh kepada orang yang dicintai.
12.
Menghindari
hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan membuatnya
marah.
13.
Adanya
kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai.
Selanjutnya efek dari senyawa
feromon dan senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah
disamakan dengan efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan membuat seseorang
kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering
mungkin. Perasaan jatuh cinta ini selang beberapa waktu akan menghilang sedikit
demi sedikit. Hal ini disebabkan produksi senyawa tersebut tidak berlangsung terus
menerus, kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu mulai berkurang setelah dua
sampai empat tahun. (Sinly Evan, www.chem-is-try.com).
1 komentar:
Nice insight!
Posting Komentar