Styrofoam
sangat sering kita jumpai di sekitar kita. Benda satu ini sangat digemari oleh
penjual makanan berkuah untuk dijadikan wadah atau tempat. Bentuknya yang sangat
ringan, tahan air, tidak mudah bocor, dan tentu karena harganya yang lebih
murah. Bentuknya yang bervariasi memudahkan penjual makanan bebas memilih
sesuai kebutuhan sebagai wadah makanannya.
Styroform
berasal dari kata “styrene” yaitu zat kimia bahan dasar, dan “foam” yaitu busa
atau buih. Dibuat melalui proses polimerisasi adisi dengan cara suspense. Stirena
dapat diperoleh dari sumber alam yaitu petroleum. Stirena merupakan cairan yang
tidak berwarna menyerupai minyak dengan bau seperti benzene. Stirena merupakan
suatu senyawa organik dengan rumus molekul C6H5CH=CH2.
Gugus vinil yang terdapat pada stirena dapat mengalami reaksi adisi kontinu
membentuk suatu polimer polistiren (Julius, 2010) .
Istilah
Styrofoam yang seringkali digunakan secara tidak tepat oleh publik. Styrofoam merupakan
nama dagang yang telah dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Styrofoam sebenarnya
digunakan sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan. Styrofoam sangat
ringan, karena kandungan di dalamnya 90-95% polistirena dan 5-10% gas (unja, 2011) .
Kelebihan
Polistirena
banyak dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai casing, cabinet dan
komponen-komponen lainnya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena
adalah sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember, dan lain-lain (unja, 2011) .
Kekurangan
Sifat
styrene tahan terhadap asam, basa dan zat pengarat atau korosif lainnya. Tetapi
mudah larut dalam panas, lemak, alkohol atau aseton, vitamin A (toluene), dan
susu. Makanan atau minuman yang menggunakan Styrofoam dapat melarutkan styrene.
Hal ini akan mengakibatkan makanan atau minuman akan terkontaminasi styrene dan
dapat masuk ke tubuh kita. Styrene merupakan zat kimia yang bersifat neurotexic
(menyerang saraf). Styrene dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf
termasuk pada otak manusia (Julius, 2010) .
Uap
panas pada makanan akan memicu reaksi benzene dalam Styrofoam. Jika sudah
bereaksi maka akan ikut masuk bersamaan dengan makanan ke dalam tubuh kita. Hal
ini akan menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, menimbulkan anemia
dan bahkan mengurangi produksi sel darah merah. Carsinogen juga merupakan zat yang
mudah larut dalam Styrofoam yang berbahaya yang dapat menimbulkan kanker (unja, 2011) .
Pencegahan
Styrofoam
merupakan bahan yang praktis namun berbahaya. Untuk mencegahnya, sebaiknya
ketika kita membeli makanan hendaknya kita membawa sendiri wadahnya. Jika terlanjur
menggunakan Styrofoam, maka segera memindahkan makanan ke dalam wadah yang
lebih baik seperti piring atau mangkuk kaca. Kemudian, kumpulkan bahan Styrofoam
agar dapat didaur ulang kembali. Hal ini untuk mencegah penumpukan sampah Styrofoam
yang susah diurai (unja, 2011) .
Sumber
:
Julius. (2010, Februari 23). Polistirena.
Retrieved Maret 5, 2016, from Julius's Blog:
http://juliusthh07.blogspot.co.id/2010/02/polistirena.html?m=1
unja, C. o. (2011, Nopember). Polistirena
(Styrofoam). Retrieved Maret 5, 2016, from Kimia Kita:
http://kimia-master.blogspot.com/2011/11/polistirena-styrofoam.html
0 komentar:
Posting Komentar