Jumat, 18 Maret 2016

”Kimianya Mimpi”



”Kimianya Mimpi”
Mimpi bukan hanya bunga tidur, melainkan efek samping dari kerja neurotransmitter di dalam otak saat kita sedang tidur. Neurotransmitter adalah zat penghantar di dalam sistem saraf.

Bila kita tidur dari jam 12 malam dan bangun jam setengah sembilan, kita sudah menjalani beberapa siklus tidur walaupun sama sekali tidak terbangun. Satu siklus itu dimulai dari keadaan sadar/bangun), tahap REM (Rapid Eye Movement) di mana bola mata bergerak-gerak walaupun masih dalam keadaan terpejam, kemudian tingkat kesadaran semakin turun dan masuk ke tidur tingkat 1, 2, 3 dan 4. Bersamaan dengan turunnya tingkat kesadaran, tidur makin lelap. Siklus ini berlangsung selama 90 menit.

Mitos yang sering terdengar mengatakan lebih baik kalau tidur jumlah jamnya ganjil. Alasannya, karena satu siklus itu 90 menit.

Mimpi kebanyakan terjadi pada tahap REM. Bila dilihat dari tingkat kesadaran, mimpi terjadi saat kita tertidur belum terlalu lelap. Oleh karena itu saat bermimpi terkadang kita terbangun.
Hanya mimpi terakhir yang dapat kita ingat saat terbangun. Mimpi lain yang terjadi pada tahap-tahap REM di siklus – siklus sebelumnya tidak dapat diingat. Karena pada saat seseorang sadar, kadar noradrenalin dan serotonin di dalam otak cukup tinggi, tapi begitu tidur, kadarnya berkurang setengah dan bahkan hampir tidak ada sama sekali pada tahap REM. Noradrenalin dan serotonin itu adalah neurotransmitter yang digunakan pada saat kita berkonsentrasi untuk melakukan sesuatu atau saat kita mengingat sesuatu.

Pada saat terbangun dan masuk tahap kesadaran, noradrenalin dan serotonin diproduksi dan berfungsi kembali di otak . Jadi hanya mimpi terakhir yang terlihat sebelum terbangun saja yang dapat diingat.

Pada pagi hari noradrenalin dan serotonin itu belum bekerja penuh, bila pagi terlambat bangun kemudian langsung beraktivitas, maka kita akan lupa pada mimpi yang terjadi.

Semua orang pasti pernah bermimpi saat tidur, baik mimpi indah maupun mimpi buruk. Ada banyak cara untuk menafsirkan mimpi, misalnya terkait dengan peruntungan. Secara medis, bisa punya menunjukkan status kesehatan.

Diperkirakan, manusia mengalami mengalami 4-6 mimpi dalam semalam. Namun dari sekian banyak mimpi, hanya sekitar 2-3 yang bisa diingat saat bangun tidur. Dibanding laki-laki, perempuan lebih banyak mengingat mimpi.

 Beberapa penelitian mengaitkan jenis-jenis mimpi dengan status kesehatan seperti dikutip dari Daily Mail.

1. Mimpi buruk
Kemungkinan penyebab mimpi buruk adalah pemakaian obat-obat jantung dan tekanan darah tinggi golongan beta blocker, gangguan migrain, maupun kurang tidur. Obat-obat golongan beta blocker diyakini mengubah komposisi kimia otak sehingga memicu terjadinya mimpi buruk.

Lemah jantung juga sering memicu mimpi buruk saat tidur. Hal itu dibuktikan dalam penelitian pada 6.000 orang dan dipublikasikan di Netherland Journal of Medicine. Menurut penelitian ini, seseorang dengan denyut jantung tidak teratur akan mengalami peningkatan risiko mimpi buruk sebanyak 3 kali lipat.

Kemungkinan penyebab lainnya adalah gangguan pernapasan. Berkurangnya pasokan oksigen ke otak memicu perubahan komposisi kimia yang menghadirkan mimpi buruk saat tidur.

2. Mimpi yang muncul lebih sering dari biasanya

Kemungkinan penyebabnya adalah temperatur udara yang terlalu dingin atau terlalu hangat di malam hari. Perubahan hormon, nyeri kronis dan pemakaian antidepresan juga bisa menyebabkan mimpi muncul lebih sering dari biasanya.

Prof Jim Horne, pakar kesehatan tidur dari Loughborough University membenarkan bahwa temperatur udara di malam hari bisa mengubah ritme bermimpi karena kenyamanan tidur terganggu.

"Makin sering tidurnya terganggu, makin besar pula kemungkinan terbangun tengah malam dan itu berarti lebih banyak mengingat mimpi," kata Prof Horne.

Prof Horne menambahkan, pengaruh hormon terhadap mimpi juga bisa diamati pada perempuan yang sedang datang bulan. Biasanya, rasa tidak nyaman membuat para perempuan mengalami gangguan tidur dan sering terbangun sehingga lebih banyak mengingat mimpi. Akibatnya, mimpinya seolah jadi lebih sering.

3. Mimpi diserang

Kemungkinan penyebabnya adalah gangguan pada saraf otak misalnya penyakit Alzheimer dan Parkinson. Kecenderungan untuk sering bermimpi buruk bahkan bisa muncul 10 tahun sebelum gejala Alzheimer muncul.

"Ini bisa menjadi gejala pertama yang kita lihat. Saya mengingatkan orang yang didiagnosis dengan gangguan ini untuk mengamati tanda lain misalnya gangguan saraf, tremor (gemetar) dan ingatan mudah lupa. Tujuannya agar bisa ditangani sejak dini," kata Prof Horne.


4. Mimpi yang membuat orang sering terbangun

Pola makan yang tidak sehat merupakan salah satu penyebab munculnya mimpi-mimpi yang membuat orang terbangun tengah malam. Makan makanan berlemak, mengalami kegemukan, dan makan karena stres bisa memkicu mimpi jenis ini.

Prof Horne mengatakan makan terlalu banyak apalagi yang berlemak, menyebabkan tekanan pada katup pembatas lambung dengan kerongkongan meningkat. Bila katup terbuka, asam lambung akan naik dan memicu rasa tidak nyaman hingga akhirnya orang tersebut terbangun.

5. Mimpi aneh dan tak terlupakan

Konsumsi alkohol, infeksi, menopause dan penggunaan obat anti malaria bisa memicu mimpi jenis ini. Mimpi-mimpi tak wajar yang terus tergiang-ngiang dalam ingatan saat terbangun dar tidur.

"Cuaca tidak menyenangkan juga bisa menyebabkan kondisi setengah tidur dan setengah bangun, yang memicu mimpi-mimpi aneh," kata Dr Patrick McNamara, ahli saraf dari Boston University Medical School.

Obat malaria sering memicu mimpi aneh karena menganggu pelepasan senyawa asetilkolin di otak. Senyawa tersebut berhubungan dengan kemampuan mengontrol mimpi, sehingga mimpi menjadi aneh-aneh saat kadarnya berkurang.

Sumber:
kimiakitakimia.blogspot.co.id/2008/11/kimianya-mimpi.html
http://www.apakabardunia.com/2013/10/mimpi-mimpi-seperti-ini-bisa.html


0 komentar:

Posting Komentar