Sekelompok peneliti dari Badan Perlindungan Lingkungan dan Badan Survei Geologi AS (USGS) pada pertemuan nasional Komunitas Kimia Amerika (ACS) ke-249 di Denver, Negara Bagian Colorado, AS pada Senin (23/3/2015) kemarin menunjukkan bahwa emas dalam tinja bisa sebanding kadarnya dengan kadar yang ditemukan di beberapa tambang emas komersial.
Dari Guardian, disebutkan riset selama 8 tahun itu, menemukan dalam pengujian bulanan sampel limbah manusia, bahwa 1 kg limbah manusia mengandung:
emas 0,4 mg
perak 28 mg
tembaga 638 mg
vanadium 49 mg
Para ilmuwan dari USGS itu bereksperimen menggunakan zat kimia bernama leachate atau air lindi, demikian dilansir Guardian.
Apa itu air lindi? Sering disebut dengan air sampah. Dalam buku Kesehatan Lingkungan yang ditulis J Soemirat disebutkan leachate adalah larutan yang terjadi akibat bercampurnya air limpasan hujan (baik melalui proses infiltrasi maupun proses perkolasi) dengan sampah yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi yang sangat halus serta mikroba patogen. Leachate dapat menyebabkan kontaminasi yang potensial baik bagi air permukaan maupun air tanah. Hal ini diakibatkan karena kandungan BOD yang tinggi yaitu sekitar 3.500 mg/L.
Sedangkan ilmuwan USGS Dr Kathleen Smith, mengatakan air lindi tersebut biasa dipakai dalam proyek pertambangan untuk mendulang logam dari lapisan batu. Diakuinya, air lindi punya reputasi buruk karena mampu merusak ekosistem ketika bocor atau tumpah ke lingkungan, namun Smith mengatakan zat itu aman untuk mendulang logam dari kotoran padat dengan tata cara yang bisa dikontrol dan diawasi.
”Kami tertarik mendapatkan logam berharga yang bisa dijual, termasuk vanadium dan tembaga. Logam-logam itu digunakan pada telepon seluler dan komputer,” ujar Smith.
Berapa potensi ekonomi dari limbah tinja manusia? Ilmuwan AS memprediksikan bahwa dari 1 juta warga AS bisa menghasilkan tinja yang mengandung aneka logam mulia yang bernilai US$ 13 juta atau sekitar Rp 168.291.500.000, US$ 2,6 juta (sekitar Rp 33.658.300.000) di antaranya berasal dari emas dan perak.
Penduduk total AS sendiri adalah 320 juta. Bayangkan, bila Indonesia memiliki 240 juta penduduk, berapa miliar atau triliun nilai logam mulia yang bisa dihasilkan dari limbah tinja manusia itu?
Bila ilmuwan di AS masih melakukan riset bagaimana menambang emas dari limbah manusia, di Jepang sudah beberapa langkah lebih maju. Satu fasilitas pengolahan limbah di Suwa, Prefektur Nagano, Jepang, sudah menambang emas sejak tahun 2009 lalu.
Pengolahan limbah itu berhasil menambang 1.890 gram emas dari hasil pembakaran 1 ton limbah padat. Hasil itu melebihi hasil tambang emas terbesar di Jepang, Tambang Hishikari yang dimiliki Sumitomo Metal Mining Co Ltd yang hanya mengasilkan 20-40 gram emas per 1 ton bijih emas.
Namun, apakah limbah yang dibakar itu dari limbah manusia? Sayangnya bukan, emas yang ditambang itu hasil dari limbah elektronik yang melimpah di Jepang.
Referensi : http://m.detik.com/news/internasional/2868211/4-fakta-tambang-emas-dalam-tinja-manusia/10#detailfoto
0 komentar:
Posting Komentar