Pasti
kita sesekali pernah mengatakan, “Maaf, lagi nggak mood!”. Tapi apakah kalian
tahu bagaimana suasana hati ini dihasilkan dalam tubuh? Dan kita disini akan membahas tentang serotonin,
atau hormon kebahagiaan, yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan mood kita
saat kita menjalani kehidupan sehari-hari.
Otak
manusia adalah organ yang sangat kompleks, dapat melakukan apa saja. Saat ini kalian
mungkin mengobrol dengan teman di Facebook, sambil mendengarkan lagu terbaru
yang dirilis oleh artis favorit, mengunyah keripik, berpikir tentang hari esok
tentang tugas yang harus dibereskan di sekolah atau kantor, juga mungkin
berpikir tentang seseorang yang spesial. Dapatkah kalian bayangkan jumlah koordinasi yang diperlukan
untuk melakukan semua hal-hal ini secara bersamaan, tanpa goyah? Tentu semuanya
harus memerlukan banyak energi dan juga pelayanan efisien agar bekerja seperti
itu.
Neurotransmitter
adalah tenaga dan bahasa otak – mereka membawa sinyal ke sel-sel otak, atau
neuron. Banyak neurotransmiter telah diidentifikasi selama bertahun-tahun,
salah satunya adalah “hormon kebahagiaan”,
seperti sering disebut, atau serotonin.
Sifat Dasar Kimia dan Serotonin Sintesis
Secara
kimia, serotonin adalah amina,
berasal dari asam amino triptofan. Nama kimia dari serotonin adalah
5-hidroksitriptamin (5-HT).
Sebagian
besar serotonin dalam tubuh disintesis oleh sel-sel enterochromaffin di saluran
pencernaan. Dalam hal ini, serotonin telah ditunjukkan untuk mempengaruhi
tingkat nafsu makan. Ia bekerja dalam hubungan erat dengan dopamin
neurotransmitter lain, dopamin meningkatkan nafsu makan, sedangkan serotonin
menguranginya.
Sebuah
bagian dari serotonin tubuh juga berasal dari sel-sel otak yang disebut neuron
serotonergik, dan aktifitas fraksi ini yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi,
keadaan pikiran dan perasaan kesejahteraan.
Bagaimana Mood Kalian Hari ini?
Serotonin
dan Perilaku Sosial
Sebagaimana
dinyatakan di atas, serotonin mempengaruhi tingkat nafsu makan. Tapi serotonin
juga mempengaruhi suasana hati kalian! Bagaimana kedua hal ini berkorelasi?
Kita
semua telah mendengar setidaknya beberapa versi dari teori Darwin tentang
seleksi alam. Ada dua aspek untuk kelangsungan hidup organisme di sekitarnya –
kemampuan untuk memperoleh makanan, dan kemampuan untuk bersaing dengan orang
lain untuk memperoleh makanan dan kelangsungan hidup. Dalam bentuk kehidupan
relatif lebih rendah atau sederhana seperti ikan dan cacing, serotonin membantu
organisme untuk mengukur ketersediaan pangan di sekitarnya. Namun, ketersediaan
sekedar makanan tidak cukup untuk bertahan hidup, dan di dalamnya datang
kemampuan untuk bersaing dengan orang lain untuk memperoleh makanan. Semakin
kuat individu memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memperoleh makanan
dengan adanya persaingan, membuatnya dominan dan lebih percaya diri daripada
yang lain. Dalam hal ini, serotonin telah terbukti berhubungan dengan rasa
hierarki sosial atau status sosial, dan status sosial kalian pasti mempengaruhi
suasana hati kalian!
Dengan
kata sederhana, orang-orang dengan peringkat sosial yang lebih tinggi memiliki
kewenangan yang lebih besar atau ‘kekuatan’, dan cenderung lebih percaya diri.
Mereka memiliki kemampuan untuk mengalihkan atau ‘lari’ dari masalah yang
mungkin mereka hadapi karena mereka berada dalam posisi dapat melakukannya.
Oleh karena itu mereka lebih bahagia, lebih puas dengan kehidupan mereka. Orang
tersebut dapat dikatakan dalam keadaan sejahtera dengan kehidupan mereka.
Di
sisi lain, bawahan berperingkat lebih rendah dalam hirarki sosial. Para bawahan
dengan demikian dapat diintimidasi oleh situasi atau masalah dalam hidup
mereka. Pada umumnya adalah seseorang yang tak berdaya. Mereka karenanya
dipaksa untuk menghadapi masalah dan tidak memiliki pilihan untuk lolos, atau
‘meninggalkan’ dari itu. Jelas orang-orang seperti ini bisa kurang puas dengan
kehidupan mereka dan dengan demikian, hidupnya kurang bahagia.
Serotonin
dari Makanan
Kita
sering mendengar orang tua berkata, kita menjadi makanan yang kita makan.
Dengan mengingat kalimat ini, serotonin dapat dipandang sebagai jembatan antara
makanan yang kita makan dan pengertian umum kesejahteraan, atau ‘suasana hati’
kita. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, triptofan merupakan pendahulu dari
serotonin dalam tubuh. Jika kita mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi pada tingkat
triptofan, kadar serotonin dalam tubuh naik. Bahan makanan
peningkat mood tersebut termasuk pisang, kenari, plum, mangga,
telur, gandum, susu, unggas dan bahkan cokelat! Hal ini menjelaskan mengapa
kita merasa senang setelah makan cokelat. Hal ini juga menunjukkan fakta lain
yang menarik, ketika orang menjalani diet ketat, mereka cenderung merasa
tertekan dalam beberapa minggu, hal ini terjadi karena kadar serotonin dalam
tubuh habis melebihi tingkat normal.
Jadi pada saat kalian
merasa sedih, makanlah sebatang cokelat, dan kalian akan segera merasa baik
lagi.:)
Sumber :
Ardianto, B. (2013, Desember 20). Bagaimana
Serotonin Mempengaruhi Mood Anda. Retrieved April 16, 2016, from
BramAdianto.com:
http://bramardianto.com/bagaimana-serotonin-mempengaruhi-mood-anda.html
0 komentar:
Posting Komentar