Bahan Kimia pada Kerupuk ini Bisa
Jadi Penyakit
Siapa
sih yang tidak suka makan kerupuk? Makanan renyah ini selalu nikmat dijadikan
pendamping santapan apapun juga. Sayangnya jika dibuat dengan bahan-bahan
berbahaya, kerupuk tidak lagi enak karena bisa jadi penyakit
di dalam tubuh.
Tidak
semua kerupuk mengandung bahan berbahaya, mungkin hanya sebagian kecil saja.
Tetapi seperti kata orang bijak, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Tidak ada salahnya waspada sebelum kena penyakit. Berikut ini beberapa bahan
berbahaya yang bisa bikin kerupuk berubah jadi penyakit, yaitu:
1.
Pewarna berbahaya
Hati-hati
jika menemukan kerupuk yang warnanya merah menyala, sebab kemungkinan besar
pewarna yang digunakan tidak aman. Bukan pewarna makanan yang digunakan,
melainkan Rhodamin-b yang merupakan pewarna pakaian. Bahan ini bersifat
karsinogenik atau menyebabkan kanker.
“Warnanya
ngejreng, berpendar atau berfluoresensi,” kata Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM), Lucky S Slamet saat menjelaskan ciri-ciri kerupuk yang
mengandung pewarna berbahaya Rhodamin-b.
2.
Pengawet
Agar
tahan lama, kerupuk juga sering ditambahi bahan pengawet. Bleng atau boraks
merupakan bahan pengawet paling sering digunakan dalam pembuatan kerupuk, namun
jika kadarnya terlalu banyak bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Apalagi, sifatnya bisa terakumulasi dalam tubuh.
“Yang
sering ditambah pewarna kan kerupuk, atau ditambah pengawet kan kerupuk,” kata
Lucky soal makanan yang perlu diwaspadai mengandung bahan-bahan berbahaya.
3.
Boraks
Dalam
pembuatan kerupuk, bleng atau boraks punya fungsi yang sangat beragam. Selain
sebagai pengawet, bahan ini juga bisa membuat tekstur kerupuk lebih renyah dan
punya aroma yang khas.
“Biasanya
memang bukan di goreng-gorengan seperti tempe goreng itu ya, biasanya kerupuk
yang pakai boraks. Termasuk bakso, karena juga bikin kenyal. Pokoknya banyak
lah produk-produk yang dicampur boraks,” kata Deputi Pengawasan Keamanan Pangan
dan Bahan Berbahaya BPOM, Roy Sparringga beberapa waktu lalu.
4.
Plastik
BPOM
dengan tegas menyangkal adanya kerupuk yang digoreng dengan minyak mengandung
plastik. Namun demikian, bukan tidak mungkin praktik curang dan berbahaya ini
juga ada di lapangan. Terlebih, beberapa orang pernah menjumpai tukang gorengan
yang mencampurkan plastik ke dalam minyak. Padahal, polimer plastik adalah
karsinogen atau penyebab kanker.
“Mungkin
hanya nol koma nol nol sekian. Yang jelas dari pengujian yang dilakukan BPOM,
belum pernah ditemukan,” kata Ratmono, Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan
Olahan BPOM.
5.
Lilin
Selain
plastik, bahan lain yang kabarnya juga sering dipakai dalam pembuatan kerupuk
adalah lilin atau parafin. Sama halnya dengan plastik, penambahan plastik dalam
pembuatan kerupuk juga baru sebatas desas-desus yang belum terkonfirmasi.
“Yang
tidak banyak diketahui masyarakat adalah bahwa beberapa jenis parafin ada yang
edible (bisa dimakan). Selongsong sosis misalnya, itu biasanya termasuk parafin
yang edible. Jadi jangan sampai meresahkan,” jelas Ratmono.
0 komentar:
Posting Komentar