Selamat siang kawan..
saya datang lagi dengan membawa postingan artikel kimia. kali ini tentang pengawet makanan yang tentunya tidak asing didengar oleh kita, yaitu Boraks dan Formalin.
1. Boraks
Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri
kertas, pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik. Di
masyarakat luas boraks sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan
makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk
makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-kelamaan
akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati,
otak dan testis. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan
gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang
nafsu makan.
Boraks juga merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai
industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu,
dan keramik. Ia tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asal kita
ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti
itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya
pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.
Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan
sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat
(H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal
sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot
hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh
diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap
masuk dalam tubuh.
Pengaruh terhadap kesehatan diantaranya muntah, diare, merah
dilendir, konvulsi, dan depresi. Selain itu, tanda dan gejala kronis
diantaranya nafsu makan menurun, gangguan dalam pencernaan, bingung dan
bodoh, serta anemia, rambut rontok, dan kanker.
Ciri makanan yang mengandung boraks
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.
Bakso
- Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
- Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
- Tahan lama atau awet beberapa hari.
- Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
- Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
- Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Gula Merah
- Sangat keras dan susah dibelah.
- Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.
Bakso
- Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
- Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
- Tahan lama atau awet beberapa hari.
- Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
- Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
- Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.
Gula Merah
- Sangat keras dan susah dibelah.
- Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
2. Formalin
Bentuk formalin berupa cairan yang tidak berwarna, berbau menyengat,
mudah larut dalam air dan alkohol. Formalin biasanya dipergunakan
sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi
serangga dan digunakan juga pada indutri tekstil dan kayu lapis.
Di masyarakat, formalin disalahgunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan seperti pada tahu, ayam dan ikan agar kelihatan segar dan fresh seperti masih baru. Terkonsumsi formalin dapat menimbulkan gejala seperti tenggorokan terasa panas, mencret, muntah dan keracunan. Selain itu formalin juga dapat menimbulkan ganggunan peredaran darah dan memacu tumbuhnya kanker.
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika,pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayulapis (plywood). Dalam konsentrasi yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan. Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan.
Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat.
Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanan lainnya. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan pengawet, makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari 12 jam.
Di masyarakat, formalin disalahgunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan seperti pada tahu, ayam dan ikan agar kelihatan segar dan fresh seperti masih baru. Terkonsumsi formalin dapat menimbulkan gejala seperti tenggorokan terasa panas, mencret, muntah dan keracunan. Selain itu formalin juga dapat menimbulkan ganggunan peredaran darah dan memacu tumbuhnya kanker.
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk parfum, pengawet produk kosmetika,pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu sebagai bahan perekat untuk produk kayulapis (plywood). Dalam konsentrasi yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan. Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan.
Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat.
Bahan makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanan lainnya. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan pengawet, makanan seperti tahu atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari 12 jam.
Ciri makanan yang mengandung formalin
Mi basah:
- Bau sedikit menyengat.
- Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25º Celsius). Pada suhu 10ºC atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
- Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.
Tahu:
- Bentuknya sangat bagus.
- Kenyal.
- Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar (25ºC). Pada suhu lemari es (10ºC) tahan lebih dari 15 hari.
- Bau agak menyengat.
- Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.
Bakso:
- Kenyal.
- Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
Ikan:
- Warna putih bersih.
- Kenyal.
- Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
- Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
- Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
Ikan asin:
- Ikan berwarna bersih cerah.
- Tidak berbau khas ikan.
- Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25ºC).
- Liat (tidak mudah hancur).
Ayam potong:
- Berwarna putih bersih.
- Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
Mi basah:
- Bau sedikit menyengat.
- Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25º Celsius). Pada suhu 10ºC atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
- Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.
Tahu:
- Bentuknya sangat bagus.
- Kenyal.
- Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar (25ºC). Pada suhu lemari es (10ºC) tahan lebih dari 15 hari.
- Bau agak menyengat.
- Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.
Bakso:
- Kenyal.
- Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.
Ikan:
- Warna putih bersih.
- Kenyal.
- Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
- Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
- Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat
Ikan asin:
- Ikan berwarna bersih cerah.
- Tidak berbau khas ikan.
- Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25ºC).
- Liat (tidak mudah hancur).
Ayam potong:
- Berwarna putih bersih.
- Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.
Nah sekarang kita telah mengetahui sekilas tentang boraks dan formalin, serta mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dan formalin. Semoga kita jadi lebih waspada lagi dalam memilih makanan agar kita tidak terjangkit oleh penyakit yang berbahaya. Semoga bermanfaat..
Sumber :
http://nasional.kompas.com
https://aghnan354.wordpress.com/ilmu-pengetahuan/bahan-pengawet-dan-penyedap-dalam-makanan-boraks-formalin-dan-msg/
0 komentar:
Posting Komentar