Arsenik merupakan suatu unsur kimia metaloid
mengilap abu-abu dalam bentuk elemen yang terjadi secara alami di kerak bumi. Arsenik
merupakan elemen yang ditemukan di alam dan pada produk buatan manusia termasuk
pestisida. Arsenik level rendah ditemukan di tanah, air dan udara. Unsur ini
diambil oleh tanaman saat mereka tumbuh, dari sinilah awal mula jalan masuk
arsenik ke dalam tubuh melalui makanan yang kita konsumsi. Arsenik dapat
terkandung dalam sayuran, biji-bijian, buah-buahan dan makanan laut. Menurut
FDA, beras merupakan bahan makanan yang mengandung tingkat arsenik paling
tinggi, lalu disusul sayuran.
Arsenik adalah salah satu unsur paling
beracun. Untungnya, ikatan arsenik anorganik terjadi di alam secara alami dalam
jumlah kecil. Manusia dapat terpapar arsenik melalui makanan, air, dan udara.
Paparan juga terjadi melalui kontak kulit dengan tanah atau air yang mengandung
arsenik. Tingkat arsenik dalam makanan umumnya cukup rendah sehingga tidak
membahayakan.
Tingkat arsenik dalam ikan dan seafood
mungkin tinggi karena mereka menyerap arsenik dari air. Untungnya, arsenik
dalam ikan terutama dari jenis organik tidak terlalu berbahaya. Namun, ikan
yang mengandung sejumlah besar arsenik anorganik dapat membahayakan kesehatan
manusia.
Paparan arsenik mungkin lebih tinggi
pada orang yang bekerja dengan arsenik atau yang tinggal di rumah kayu yang
diawetkan dengan senyawa arsenik. Paparan pada arsenik anorganik akan memicu
berbagai efek kesehatan, seperti iritasi lambung dan usus, penurunan produksi
sel darah merah dan putih, perubahan kulit, dan iritasi paru-paru.
Penyerapan sejumlah besar arsenik
anorganik juga dikaitkan dengan peningkatan resiko perkembangan kanker,
terutama kanker kulit, kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker getah bening. Paparan
arsenik yang sangat tinggi bisa menyebabkan kemandulan dan keguguran pada
perempuan, gangguan kulit, gangguan jantung, dan kerusakan otak baik pada pria
maupun wanita. Dosis mematikan arsenik oksida umumnya adalah 100 mg.
Arsenik beracun karena mampu menghambat
produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel hidup, melalui berbagai mekanisme. Di
siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis
ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel
hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik
akan mengalami nekrosis dan kematian dengan segera.
Mengatasi Keracunan
Arsenik
Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda
antara keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4
jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan
bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif
dapat bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama
daripada itu (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya,
yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2
hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar