BERSIWAK MENURUT PANDANGAN KIMIA
Anda pernah melihat orang yang menyikat gigi
tidak dengan sikat gigi, tetapi dengan menggunakan “kayu” dari ranting pohon.
Mungkin bagi anda yang muslim pernah melihat saudara anda sesama muslim yang
lain menyikat gigi dengan “kayu” dari ranting pohon tersebut.
Kayu dari ranting pohon tersebut biasa disebut
siwak atau miswak. Siwak atau miswak dikenal dengan nama ilmiah (Salvadora
Persica). Kayu ini biasa digunakan untuk menggantikan fungsi sikat
gigi dan pasta gigi. Jika melongok ke dunia barat siwak atau miswak adalah
suatu yang asing, tidak biasa dan mungkin saja “aneh”. Namun sebaliknya jika
anda berkunjung ke negara-negara muslim.
Mayoritas orang-orang di negara-negara muslim
menggunakannya utuk menyikat gigi sehari-hari. Walaupun mungkin kedengarannya
kuno menggunakan kayu dari ranting dari pohon untuk membersihkan gigi anda,
studi yang dilakukan pada siwak atau miswak membuktikan sebaliknya. Pasta gigi
siwak atau miswak lebih baik digunakan untuk mencegah penyakit gusi.
Awal penggunaan siwak
Hal yang menjadi pertanyaan kini adalah,
mengapa orang berpikir menggunakan ranting pohon untuk membersihkan gigi
mereka? Kenyataannya manusia dahulu tidak memiliki fasilitas untuk menyikat
gigi. Itu jawaban yang kemudian mengantar orang-orang di zaman dahulu untuk
mencari alternatif bahan pembersih gigi mereka. Anda mungkin bertanya-tanya
pula darimana miswak didapatkan. Ya, miswak diperoleh dari ranting pohon
Arak (pohon Peelu) meskipun beberapa pohon lainnya juga dapat digunakan seperti
walnut dan zaitun.
Penggunaan Miswak tersebar di penduduk muslim
di dunia, dan merupakan entitas umum di negara-negara Muslim. Alasan umum
penggunaan Miswak oleh umat Islam dikaitkan dengan agama. Dimana budaya dan
tradisi penggunaan siwak atau miswak telah lama terjadi di negara-negara
muslim. Terdapat 70 keunggulan Miswak yang dijelaskan dalm Islam dan banyak
literatur telah membuktikannya secara ilmiah.
Waktu-waktu yang Disunnahkan untuk Bersiwak
1
Setiap
akan shalat dan wudhu
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي
لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوْءٍ
“Seandai aku tdk memberatkan umatku niscaya aku
perintahkan mereka utk bersiwak tiap kali berwudhu.”
2
Ketika
masuk rumah
Syuraih bin Hani` pernah berta kepada ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha:
بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ
“Apa yg mulai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam lakukan apabila beliau masuk rumah?” Aisyah menjawab: ‘Beliau mulai dgn
bersiwak’.”
3
Saat
bangun tidur di waktu malam
Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu
berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam apabila bangun di waktu malam beliau menggosok mulut dgn siwak.”
4. Ketika hendak membaca Al-Qur`an
Dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
السِّوَاكُ مَطَهَّرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ
لِلرَّبِ
“Siwak itu membersihkan mulut diridhai oleh
Ar-Rabb.”
4
Saat bau
mulut berubah
Perubahan bau mulut bisa terjadi krn beberapa
hal. Di antaranya: krn tdk makan dan minum krn memakan makanan yg memiliki
aroma menusuk/tak sedap diam yg lama/tak membuka mulut utk berbicara banyak
berbicara dan bisa juga krn lapar yg sangat demikian pula bangun dari tidur.
Cara menggunakan Siwak / Miswak
Adapun cara untuk menggunakan siwak/miswak itu
sendiri adalah sebagai berikut;
1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran
pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat dipersiapkan dari
akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1
cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi
apabila digunakan.
2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau
dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.
3. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya
direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut
juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
4. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan
kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti
berus.
5. Bagian siwak yang sudah seperti berus
digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.
Cara Bersiwak
Adapun cara bersiwak tidak ada ikhtilaf antara
ulama, bahwa didalam kitab Syama’il Imam Tirmidzi, dalam hadist Rasul saw,
bahwa Rasul saw. bersiwak dengan kayu arak, dan memulainya dari pertengahan,
lalu ke arah kanan lalu ke kiri, demikian diulangi sebanyak 3 X.
Imam Ghazali rahimahullah melengkapi caranya, yaitu:
· Meletakkan siwak di jajaran gigi tengah
bagian atas,
· lalu mendorongnya ke arah kanan sampai ke
ujungnya,
· lalu turunkan ke jajaran bawah kanan ujung,
· lalu mendorongnya kembali ke tengah jajaran
bawah,
· lalu kembali naik ke tengah jajaran atas,
· lalu mendorongnya ke arah kiri sampai
ujungnya,
· lalu turunkan ke jajaran bawah kiri ujung,
· dan mendorongnya lagi ke tengah di jajaran
bawah.
Perlu di ketahui mengenai Bersiwak
Satu kali anda bertasbih kepada Allah dengan
diawali siwak, maka dihitung 70X bertasbih. Shalat dengan diawali siwak, akan
terhitung 70X shalat. Dua rakaat shalat tahajjud diawali dengan siwak, maka
dihitung 140 rakaat tahajjud.
Tinjauan Siwak dari segi Ilmiah
Banyak hadits yang meriwayatkan tentang siwak
dan anjuran untuk menggunakannya. Diantaranya hadits berikut ini : Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siwak adalah pembersih mulut dan sebab
ridhanya Rabb”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Diriwayatkan dari Hudzaifah ra.,
dia berkata, “Nabi Saw selalu menggosok giginya dengan siwak setiap bangun dari
tidur malam hari (HR Bukhari)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersiwak dalam waktu puasa dan tidak, pada waktu wudhu, ketika akan sholat atau memasuki rumah. Beliau bersiwak dengan kayu (dahan ) Araak. Bila tidur, siwak itu diletakkan di dekat kepalanya, dan jika bangun tidur beliau mulai bersiwak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersiwak dalam waktu puasa dan tidak, pada waktu wudhu, ketika akan sholat atau memasuki rumah. Beliau bersiwak dengan kayu (dahan ) Araak. Bila tidur, siwak itu diletakkan di dekat kepalanya, dan jika bangun tidur beliau mulai bersiwak.
Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi)
yang disusun oleh Ibnul Qoyyim dijelaskan manfaat siwak antara lain :
·
Membersihkan
mulut
·
Membersihkan
gusi
·
mencegah
pendarahan
·
menguatkan
penglihatan
·
mencegah
gigi berlubang
·
menyehatkan
pencernaan
·
menjernihkan
suara
·
membantu
pencernaan makanan
·
memperlancar
saluran nafas (bicara)
·
mengingatkan
bacaan
·
menahan
tidur
·
diridoi
Allah SWT
·
dikagumi
malaikat
Penelitian terbaru terhadap kayu siwak
menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh
bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang
bermanfaat, seperti:
Ø Antibacterial acids, seperti astringents,
abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi
dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali,
mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa
mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
Ø Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium,
Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine,
Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk
membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini
sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
Ø Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau
yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
Ø Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang
menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi
secara premature.
Ø Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang
menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu
siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva
merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang ‘Periodontal
Treatment’ (Perawatan gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample
terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh
para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa
Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih rendah
daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain, hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat terhadap
rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap ‘Periodontal
Treatment’.
Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak
sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta
gigi tanpa campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi
kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk
siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara
sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela
gigi. Sehingga banyak perusahaanperusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke
dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk
komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. Mari kita
budayakan hidup sehat dengan bersiwak…!!!
Sudah ada penelitian tentang siwak pada gigi.
Mineral yang terdapat di dalam siwak seperti Natrium Klorida, Kalium, Sodium
Bikarbonat dan Kalsium Oksida juga berfungsi membersihkan gigi. Bau harum dan
rasanya yang enak, timbul dari minyak alamiah berjumlah 1% dari seluruh
komposisi. Selain itu di dalam siwak juga terdapat enzim yang mecegah penyakit
gusi. Komposisi alamiah yang terdapat pada siwak, ditiru dengan menambahkan
zat-zat seperti yang terdapat pada siwak, pada pasta gigi buatan. Penelitian
lain menyebutkan bahwa siwak berasal dari pohon Salvadore Persica yang tumbuh
di sekitar kota Mekah dan Timur Tengah, jarang mempunyai diameter lebih dari
satu kaki. Siwak memiliki kandungan antara lain; trimetil amine, klorida,
fluorida dan silika. Karena khasiatnya yang baik, bahan ini juga dibuat dalam
bentuk serbuk dan digunakan dengan sikat gigi biasa
Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan
yang bernama Rudat, direktur Institut Perkumanan Universitas Rostock. Dalam
tulisannya itu ia berkata, “Setelah saya membaca tentang siwak yang biasa
digunakan Bangsa Arab sebagai sikat gigi, sejak saat itu pula saya mulai
melakukan pengkajian. Penelitian ilmiah modern mengukuhkan, bahwa siwak
mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh
kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu
merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut
serta gigi dari berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki
manfaat mencegah kanker.”
[http://jamaahmasjid.blogspot.com]
0 komentar:
Posting Komentar