Bahaya dan Manfaat
Teh Celup
Buat yang pernah berkunjung ke pabrik
kertas/pulp, mungkin tahu bahwa chlorine adalah senyawa kimia yang
sangat jahat dengan lingkungan dan manusia, khususnya dapat menyerang syaraf!
Dari kejauhan pabrik mudah dilihat jika
ada asap berwarna kuning yang mengepul dari pabrik, itu bukan asap biasa tapi
chlorine gas. Makanya industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan
karena hal tersebut di atas. Dan juga masalah kehutanan.
Kertas terbuat dari bubur pulp yang
berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis
bahan pemutih (sejenis rinso/baycline), yaitu senyawa chlorine dengan kekuatan
yang sangat keras sekali! Kertas sama dengan kain, karena memiliki serat.
Kalau di negara maju, produk ini harus
melakukan proses neutralization dgn biaya cukup mahal agar terbebas dari
chlorine dan dapet label kesehatan. Tissue atau kertas makanan dari negera maju
yang dapat label depkesnya tidak bakalan mengeluarkan cahaya tsb saat kena UV.
Kertas rokok sama saja, bahkan ada calsium carbonat agar daya bakarnya sama
dengan tembakau dan akan terurai jadi CO saat dibakar.
Minumlah Teh, bukan Klorin… Anda gemar
minum teh? Dan, sebagai manusia modern Anda tentu suka segala sesuatu yang
praktis, kan? Nah, Anda tentu sering minum teh menggunakan teh celup. Selain
karena suka rasa teh, mungkin Anda minum teh karena yakin akan berbagai khasiat
teh. Misalnya, teh merah untuk relaksasi, teh hitam untuk pencernaan, atau teh
hijau untuk melangsingkan tubuh. Namun, apa Anda terbiasa mencelupkan kantong
teh celup berlama-lama?
Mungkin, pikir Anda, semakin lama
kantong teh dicelupkan dalam air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal
dalam minuman teh… Padahal, yang terjadi justru sama sekali berbeda! Kandungan
zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi jika Anda mencelupkan
kantong teh lebih dari 3 – 5 menit.
Klorin atau chlorine,
zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. Fungsinya, disinfektan
kertas, hingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu,
kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena disinfektan, klorin
dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga. Banyak
penelitian mencurigai kaitan antara asupan klorin dalam tubuh manusia dengan
kemandulan pada pria, bayi lahir cacat, mental terbelakang, dan kanker.
Nah, mulai sekarang, jangan biarkan teh
celup Anda tercelup lebih dari 5 menit. Atau, kembali ke cara yang sedikit
repot, gunakan daun teh.
HITAM
DAN HIJAU
Teh yang kita konsumsi merupakan hasil
olahan pucuk daun teh dan dedaunan yang masih muda. Teh yang bernama Latin Camellia
sinensis umumnya tumbuh di daerah subtropis. Dataran Cina disebut-sebut
sebagai negeri asal tanaman ini. Konon, di negeri itu, teh sudah dikonsumsi
sejak tahun 2700 SM.
Diperkirakan hingga sekarang, setelah
dilakukan berbagai proses penyilangan tanaman teh, sudah dihasilkan 1500 jenis
teh di seluruh pelosok dunia. Dahulu yang dikenal hanya teh Cina, kini populer
juga teh Jepang, teh Indonesia, teh India dan sekitarnya, juga teh Afrika.
Secara lebih spesifik, sebenarnya teh digolongkan menjadi dua kategori, yaitu
teh hitam yang diolah melalui proses fermentasi serta teh hijau tanpa melalui
proses fermentasi.
KHASIAT
Diperkirakan teh mengandung setidaknya
450 senyawa organik yang bermanfaat bagi tubuh. “Yang perlu diingat, fungsi teh
bukanlah untuk mengobati penyakit tapi sekadar mencegah,” kata Winarto.
Hasil penelitian yang disebarkan
beberapa media massa mengatakan, teh mengandung senyawa utama yaitu polifenol,
vitamin B kompleks, C, E, dan K, serta unsur mineral seperti fluor, mangan dan
potasium. Selain itu, dikabarkan kandungan vitamin B dalam teh 10 kali lebih
besar ketimbang dalam sayuran. Teh juga dianggap mengandung vitamin C yang
lebih tinggi dibandingkan jeruk, tomat ataupun apel. Apa betul begitu? “Saya
kurang tahu pasti mengenai perbandingan seperti itu. Yang jelas, banyak sekali
zat dalam teh yang bermanfaat."
Manfaat teh antara lain:
1.
Menghambat pembentukan dan penumpukan kolesterol.
Zat Catechin dalam teh
dinilai mampu mencegah atau mengurangi pembentukkan kolestrol dalam darah.
Selain itu, zat ini membantu pembuangan kolesterol lewat feses.
2.
Mencegah tekanan darah tinggi.
Zat Epigallocatechin dan Epicatechin
gallat dianggap mampu mencegah atau mengontrol tekanan darah. Cara
kerjanya yaitu dengan menghambat produksi enzim yang dapat memacu tekanan
darah.
3.
Mencegah penyakit jantung.
Zat flavonoid dan mangan
yang terkandung dalam teh dapat mencegah serangan radikal bebas yang bisa
menyebabkan serangan jantung.
4.
Mengendalikan kadar gula dalam darah.
Kabar gembira buat penderita diabetes. Mangan
dan polifenol juga membantu proses pembentukan energi menjadi
lancar sehingga dapat menjaga atau mengendalikan kadar gula dalam darah.
5.
Mencegah kanker.
Catechin, polifenol,
dan flavonoid menghambat mutasi pada sel tubuh dan menetralkan
radikal bebas penyebab kanker lambung, paru-paru, kulit, usus, hati, payudara
dan sebagainya.
6.
Merawat Gigi.
Fluor dan polifenol
dalam teh membantu mencegah pelubangan pada gigi (karies), memperkuat gigi,
menghambat bakteri dalam mulut, dan mencegah plak gigi.
7.
Menghindari keracunan.
Catechin adalah zat yang
bersifat detoksifikasi. Ia membantu menetralkan racun atau menghentikan
pertumbuhan bakteri yang menyebabkan orang keracunan, entah itu akibat makanan
maupun logam berat.
DAMPAK
Selain berbagai manfaat yang bisa
dipetik, ternyata teh juga dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya:
1.
Insomnia
Perlu diingat teh juga mengandung zat
sejenis “kafein”. Jika dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan
insomnia, kecemasan, dan detak jantung yang tak teratur. Namun, kandungan
kafein pada teh masih lebih rendah dibandingkan kopi atau minuman bersoda.
2.
Memicu maag
Orang tak boleh minum teh jika
menderita maag kronis. Alih-alih sembuh justru dapat memicu sakit karena teh
dapat “menggerus” dinding usus. Teh boleh diminum jika larutannya tidak pekat.
3.
Anemia
Minum teh setelah makan tidak
dianjurkan karena dapat menghambat penyerapan zat besi dari sari makanan yang
berbuntut anemia.
Terlepas
dari dampak negatif yang mungkin saja timbul, sebuah studi menunjukkan teh sama
sekali tidak mempunyai efek samping yang terlalu merugikan. Oleh karena itu,
tak perlu khawatir bila kita memiliki kebiasaan minum teh kecuali ibu yang
tengah hamil.
Lalu, bagaimana dengan teh celup?
Memang ada kekhawatiran bahwa teh celup bisa menimbulkan bahaya. Kenapa? Karena
menggunakan kertas, benang, lem, dan staples. Semuanya bersifat karsinogen atau
mengandung bahan kimia. Beberapa penelitian mengatakan, bahan yang digunakan
dalam teh celup diduga dapat menyebabkan kanker. “Memang perlu studi lebih jauh
untuk meneliti bahan-bahan yang digunakan. Tapi menurut saya efek negatif dari
bahan-bahan yang digunakan tergolong sedikit.”
TIDAK
DICAMPUR
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal,
sebaiknya larutan teh tidak dicampur dengan bahan lain, misalnya gula pasir.
Asal tahu saja, gula pasir diolah dengan menggunakan bahan kimia. “Kalaupun mau
ditambah gula sebagai penambah selera, gunakan gula batu karena lebih alami
tanpa bahan kimia,” tambah Winarto.
Teh juga sebaiknya diminum tanpa es
karena suhu es yang dingin justru dapat menyebabkan kerusakan pada lambung.
Sebaiknya seduhlah dengan air panas lalu diseruput selagi masih hangat. Niscaya
terasa segar menyejukkan.
Lalu, sebaiknya minum teh tidak
dilakukan langsung setelah makan. Ambillah jeda sekitar dua jam agar usus punya
waktu untuk melakukan proses penyerapan makanan. Terutama makanan yang
mengandung zat besi yang penting dalam pembentukan sel darah merah. Dalam
sehari, cukuplah minum teh sebanyak dua gelas, pagi dan sore. Boleh juga
disertai makanan ringan. “Agar khasiatnya lebih terasa sebaiknya minum teh
dibiasakan dari kecil,” kata Winarto.
Sumber
: http://sraksruk.blogspot.co.id/2012/09/fakta-bahay-dan-manfaat-teh-celup.html
0 komentar:
Posting Komentar