Senin, 11 April 2016

Peran Senyawa Kimia dalam Sistem Pertahanan Tubuh Menangkal Serangan Teroris

Tahukah Anda, apa yang dilakukan
dunia ketika para teroris menyerang
dan membuat kacau? Semua negara di
dunia, tanpa kecuali beramai-ramai
membuat sistem pertahanan diri
terhadap serangan para teroris, dan
bekerja sama satu sama lain dalam
membumi-hanguskan para pembuat
kacau ini. Tapi tentu, tulisan ini bukan
bertujuan membahas isu terorisme
yang sedang gencar-gencarnya
dibahas di seluruh dunia. Serangan
teroris terhadap suatu negara hanya
sebagai analogi tentang suatu kondisi
yang pada prinsipnya mirip dengan
serangan teroris, tetapi tentu serangan
"teroris" ke dalam tubuh kita.
Serangan "teroris", kita sadari atau
tidak berlangsung setiap hari
menimpa kita. Lalu, bagaimana tubuh
kita menyikapi keadaan ini dan seperti
apa sistem pertahanan tubuh kita yang
juga ikut melibatkan senyawa kimia
tubuh sehingga seringkali kita tidak
merasakan dampak serangan "para
teroris" ini.
Perlu kita ketahui, setiap hari jutaan
bakteri, mikroba, virus, racun, zat
kimia, dan parasit (yang kita
analogikan sebagai teroris) berusaha
dengan segala cara masuk ke tubuh
kita dan memporak-porandakan
sistem pertahanan tubuh kita (sering
disebut juga sebagai sistem
kekebalan atau imun). Namun, tentu
mereka harus berjuang keras melawan
"para pejuang" yang senantiasa
menjaga tubuh kita dari serangan
mereka.
Untuk menangkal serangan bakteri,
mikroba, virus, racun dan parasit ini,
semua anggota "pejuang" pertahanan
tubuh saling bekerja sama dan
menerapkan sistem pertahanan tubuh
berlapis-lapis dan kompleks tetapi
juga menarik. Pertahanan berlapis-
lapis ini penting, agar serangan dari
jutaan bakteri, mikroba, virus, racun
dan parasit ini dapat dilemahkan
dengan cara bertahap. Namun
adakalanya sistem berlapis-lapis ini
masih juga dapat ditembus oleh
serangan yang ulet dari "agen teroris"
ini, sehingga timbul yang namanya
sakit.
Sistem kekebalan tubuh sendiri
diartikan sebagai semua mekanisme
yang digunakan oleh tubuh untuk
menangkal pengaruh faktor atau zat
yang berasal dari lingkungan, yang
asing bagi tubuh kita. Secara garis
besar, sistem kekebalan tubuh kita
dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sistem kekebalan alami (innate
immunity) dan sistem kekebalan
dapatan (acquired immunity) yang
keduanya saling bekerja sama
menangkal zat asing dari luar tubuh
yang tentu apabila dibiarkan akan
berbahaya bagi tubuh. Di dalam
sistem ini, peranan senyawa kimia
tidak bisa dipandang sebelah mata,
bahkan cukup luas dan beragam
dengan mekanisme kerja yang unik.
Kekebalan alami merupakan
pertahanan tubuh yang mendasar dan
kita miliki semenjak lahir dan bersifat
non-spesifik (artinya tidak bersifat
khusus terhadap zat asing tertentu),
sedangkan kekebalan dapatan
merupakan pertahanan tubuh yang
terbentuk sebagai respon adanya zat
asing yang masuk ke dalam tubuh,
bersifat spesifik, dan memiliki
kemampuan mengingat.
Ribuan mekanisme dilakukan oleh dua
sistem kekebalan tubuh kita ini,
namun di artikel ini hanya akan
dikemukakan beberapa anggota sisem
pertahanan tubuh yang melibatkan
peranan senyawa kimia.
Salah satu contoh kekebalan alami
adalah mekanisme pemusnahan
bakteri atau mikroorganisme lain yang
mungkin terbawa masuk saat kita
makan. Senyawa kimia yang berperan
adalah HCl (asam klorida). Senyawa
kimia ini terdapat dalam lambung kita,
yang dihasilkan oleh sel di dinding
lambung sebagai respon terhadap
adanya makanan yang masuk ke
dalam lambung. Selain berfungsi
dalam menghancurkan makanan yang
masuk ke dalam lambung, HCl juga
berfungsi sebagai penghalang
terhadap mikroorganisme yang masuk
ke dalam lambung karena sifatnya
yang asam (banyak bakteri atau
mikroorganisme yang tidak tahan
hidup pada pH lambung yang besarnya
sekitar 4). HCl yang ada pada
lambung akan mengganggu kerja
enzim-enzim penting dalam
mikroorganisme.
Contoh senyawa kimia lain yang
berperan dalam kekebalan alami
adalah oksigen. Oksigen merupakan
unsur kimia yang kita hirup setiap hari
dengan bebas. Oksigen masuk ke
dalam tubuh melalui hidung dan
ditampung di dalam paru-paru untuk
selanjutnya akan dibawa ke seluruh
sel tubuh dengan bantuan darah.
Terikatnya oksigen dalam darah
dimungkinkan karena pada sel darah
merah terdapat suatu gugus
penangkap oksigen yang diberi nama
Heme yang merupakan kompleks
protein dan unsur Fe (besi). Unsur
besi akan mengalami perubahan dari
Fe2+ menjadi Fe3+ (teroksidasi)
apabila berikatan dengan oksigen.
Adanya oksigen yang diangkut oleh
darah ke sel-sel tubuh kita
menyebabkan timbulnya suatu
tekanan. Tekanan oksigen dalam
darah ini banyak membunuh
mikroorganisme yang bermaksud
menyerang pertahanan tubuh kita.
Selain itu ada juga senyawa kimia
yang dinamakan enzim, yang terdapat
dalam cairan-cairan di tubuh kita,
yang juga memiliki peranan penting
dalam pertahanan tubuh terhadap zat
asing. Enzim adalah suatu protein
yang bertindak sebagai katalis biologi.
Salah satu enzim yang sangat terkenal
dalam sistem kekebalan tubuh kita
adalah lisozim. Lisozim merupakan
enzim yang sanggup mencerna
dinding sel bakteri sehingga bakteri
akan kehilangan kemampuannya
menimbulkan penyakit dalam tubuh
kita (hilangnya dinding sel ini
menyebabkan sel bekteri akan mati).
Lisozim banyak terdapat dalam cairan
tubuh seperti air mata dan ingus.
Enzim lain yang juga ikut berperan
dalam pertahanan tubuh adalah enzim
proteolisis yang banyak terdapat
dalam usus halus. Enzim ini akan
membunuh mikroorganisme yang
berhasil mencapai usus dengan
mendegradasi (menghancurkan)
protein mikroorganisme tersebut.
Selain itu juga terdapat senyawa kimia
yang dinamakan interferon yang
dihasilkan oleh sel sebagai respon
adanya serangan virus yang masuk
tubuh. Interferon bekerja
menghancurkan virus dengan
menghambat perbanyakan virus dalam
sel tubuh.
Hal yang juga menarik dalam sistem
kekebalan alami tubuh ini adalah
adanya gejala demam apabila tubuh
kita diserang oleh zat asing tertentu
(misalnya virus influensa) atau
terluka oleh benda tertentu (misalnya
kaki kita terkena paku). Gejala demam
sendiri merupakan mekanisme
pertahanan tubuh yang timbul karena
diproduksinya senyawa kimia
interleukin (suatu protein hormon)
sebagai respon terhadap adanya
infeksi mikroba atau adanya jaringan
tubuh yang terluka. Meningkatnya
suhu tubuh (demam) akan
menyebabkan mikroba tertentu yang
ada dalam tubuh kita menjadi mati.
Hal ini dikarenakan ketidakmampuan
mikroba tersebut dalam mentoleransi
kenaikan suhu 2o-3oC di atas ambang
normal suhu optimumnya. Jadi, sekali
lagi demam yang kita alami ketika
sakit merupakan salah satu bentuk
"pertempuran" antara sistem
kekebalan tubuh kita dan zat asing
berbahaya yang masuk.
Setelah kita mengulas beberapa
contoh senyawa kimia yang ikut
berperan penting dalam sistem
kekebalan tubuh alami, tidak ada
salahnya kalau kita juga mengulas
senyawa kimia yang ikut berperan
dalam kekebalan tubuh dapatan.
Salah satu senyawa kimia yang
berperan penting dalam kekebalan
tubuh dapatan adalah antibodi.
Antibodi adalah suatu protein yang
dihasilkan oleh suatu sel dalam tubuh
kita (dinamakan sel limfosit B dan
termasuk ke dalam kelompok sel
darah putih) sebagai respon terhadap
adanya antigen (antigen adalah
senyawa kimia atau zat asing atau
mikroba yang tidak dikehendaki tubuh
karena berbahaya yang mampu
membangkitkan respon kekebalan
pada tubuh kita) yang masuk dalam
tubuh. Antibodi mempunyai ciri khas,
yaitu spesifik terhadap jenis tertentu
dari antigen. Ribuan atau jutaan jenis
antigen yang masuk akan merangsang
dibentuknya ribuan atau jutaan jenis
antibodi pula. Setiap detik sekitar
2000 molekul antibodi diproduksi oleh
sel limfosit B. Salah satu contoh
peristiwa yang melibatkan antibodi
adalah ketika kulit kita terkena infeksi
karena luka maka akan timbul nanah.
Nanah ini merupakan sel darah putih
penghasil antibodi yang mati setelah
berperang melawan antigen.
Artikel ini hanya menjelaskan sedikit
dari ratusan bahkan ribuan senyawa
kimia yang ikut berperan aktif
menjaga tubuh kita agar tetap sehat.
Agar kerja dari sistem pertahanan
tubuh kita dapat optimal diperlukan
faktor-faktor pendukung dari luar.
Faktor pendukung tersebut, misalnya
asupan gizi seimbang yang berasal
dari makanan yang kita konsumsi
setiap hari dan olahraga taratur.
Banyak dari kita, merasa bahwa
asupan gizi dari makanan alami yang
kita makan masih relatif kurang untuk
menjaga kondisi tubuh agar tetap fit,
maka kita melengkapinya dengan
mengkonsumsi suplemen makanan.
Menurut majalah Nutraceutical edisi
Juni 2002, total konsumsi suplemen
makanan di seluruh dunia pada tahun
2001 sekitar 50,6 miliar dolar AS.
Memang tidak salah, namun dalam
mengkonsumsi suplemen makanan
ada hal yang perlu diperhatikan agar
nantinya tidak menimbulkan dampak
yang negatif misalnya batasan kadar
suatu zat tertentu dalam suplemen,
misalnya vitamin A untuk suplemen
makanan dibatasi kadar maksimal
5.000 IU per hari dan vitamin E
sebagai antioksidan batas
maksimalnya adalah 400 IU. Untuk
menghindari dampak keamanan dari
suplemen yang kita konsumsi, lebih
dianjurkan untuk melengkapi
kebutuhan gizi tubuh dari makanan
alami.
Selain asupan gizi yang seimbang,
ada faktor lain yang tidak kalah
pentingnya, yaitu gaya hidup yang kita
anut. Untuk menjaga agar tubuh tetap
dalam kondisi prima, perlu dihindari
gaya hidup yang tidak baik seperti
merokok, minum-minuman
beralkohol, mengkonsumsi obat-
obatan terlarang, obat-obatan sintetik
untuk terapi, dan lain-lain. Semua
perilaku ini dapat menyebabkan
bertumpuknya zat-zat racun di dalam
tubuh kita sehingga sistem pertahanan
tubuh kita tidak berdaya melakukan
perlawanan.

Sumber:
http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1097337121&2

0 komentar:

Posting Komentar