Jumat, 29 April 2016

Kandungan Fluoride dalam Pasta Gigi




FLUOR DALAM PASTA GIGI

Semakin maju teknologi, semakin terbuka juga peluang orang untuk mengetahui segala macam hal, terutama dari dunia maya. Setiap orang bisa mengakses data dan informasi yang satu sama lain bisa saja berbeda bahkan sangat bertentangan. Contohnya tentang Fluoride ini, tentang Merkuri, Formalin, tentang pemanis buatan Aspartam, atau bumbu masak MSG, dsb. dst.

Khusus untuk Penggunaan Fluoride yang sampai saat ini dipakai dalam banyak pasta gigi dan di banyak negara di dunia. Sedemikian jauh belum diketahui adanya larangan memakai Fluor oleh instansi resmi seperti Badan POM Departemen Kesehatan RI , Persatuan Dokter Gigi Indonesia, bahkan di tingkat dunia seperti WHO (World Health Organisation = Organisasi Kesehatan Dunia – bagian dari PBB) dan FDI (Federation Dentaire Internationale = Federasi Dokter Gigi Internasional). Malahan kalau pada saat ini kita mencari pasta gigi tanpa fluor, jangan-jangan jadi upaya sia-sia belaka, karena boleh dibilang semua pasta gigi memakai Fluoride. Bila ada produsen “membanggakan” hal ini, karena menurut penelitian memang terbukti bahwa penggunaan Fluor ini bisa menekan angka kejadian karies gigi.
Tentu saja semua obat bahkan makanan sehari-haripun, bila dikonsumsi tidak sesuai dengan ketentuan bisa jadi racun / merugikan kesehatan tubuh.

Semoga informasi berikut ini bisa melengkapi pemahaman kita tentang Fluor dalam pasta gigi.

1. Sebetulnya apakah Fluor itu ?

a. Fluor merupakan bahan alami yang banyak terdapat dalam tanaman dan binatang, dan merupakan ion fluorine yang dijumpai dalam jaringan hidup, terutama jaringan yang bermineralisasi seperti email gigi dan tulang. Banyak jenis makanan dan minuman yang mengandung bahan ini, termasuk beberapa jenis ikan dan teh.
b. Fluor terdapat dalam hampir semua air alam segar, terutama air laut. Karena kandungan ini hanya sedikit sekali, pengukurannya dilakukan dalam satuan bagian per sejuta (part per million) atau ppm. Sebagai contoh, dalam air laut kandungan ini berkisar antara 0.8 – 1.4 ppm. Dengan kata lain, untuk setiap sejuta bagian air hanya terdapat 0.8 sampai 1.4 bagian fluoride saja.
c. Fluor ini sebetulnya bahan alami dan sama sekali bukan bahan buatan. Tidak setiap orang mempunyai kandungan fluor cukup di dalam tubuhnya. Namun, mereka yang karena suatu sebab kekurangan bahan ini, dapat memperbaikinya dengan berbagai cara. Pada awalnya, efek yang sangat bermanfaat dari Fluor ini ditemukan karena gigi-gigi penduduk di daerah geografis tertentu ternyata mengalami kerusakan gigi lebih sedikit dibanding daerah lainnya. Analisis yang cermat ternyata membuktikan bahwa orang-orang yang suplai air minumnya mengandung kadar fluor alami sebanyak 1 ppm, memiliki kerusakan gigi setengahnya saja dibanding mereka yang mengkonsumsi air tanpa fluor.

2. Apakah yang disebut FLUORIDASI ?

Sampai saat ini dikenal dua cara penggunaan fluor, yaitu secara kolektif dan perorangan. Fluoridasi air minum, garam dapur, atau bahan lainnya adalah contoh cara kolektif untuk mencapai sejumlah besar orang sekaligus. Di lain pihak, menggosok gigi dengan odol yang mengandung fluor, atau penggunaan tablet, obat oles fluor, atau makanan yang mengandung fluor, dsb. adalah contoh penggunaan secara perorangan.

3. Fluoridasi bisa diberikan dengan cara apa ?

Fluor terdapat di dalam pasta gigi, obat kumur, tablet dan obat tetes untuk bayi dan anak balita yang belum bisa menelan tablet. Selain itu, di beberapa negara fluor bisa juga didapat melalui suplai air minum dari Perusahaan Air Minum. Semua ini digunakan untuk membantu mencegah kerusakan gigi. Sejak ditemukannya efek yang menguntungkan ini, banyak kalangan masyarakat memutuskan menyesuaikan kadar fluor dalam suplai air minumnya sehingga mendekati 1 ppm, yang terbukti sebagai kadar yang menguntungkan/bermanfaat bagi kesehatan gigi

4. Amankah pemakaian Fluor bagi tubuh ?

Pernah dipertanyakan apakah fluor dapat menyebabkan kanker; tetapi ternyata secara ilmiah hal ini tidak terbukti. Jadi, dalam bentuk apa pun, bila fluor ini digunakan sesuai petunjuk penggunaannya, terbukti aman dan tidak menimbulkan efek samping. Namun, sebagaimana layaknya setiap penggunaan senyawa yang bersifat sebagai obat, masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati.
Walaupun penggunaan fluor terbukti aman, penggunaannya secara sistemik (contoh: yang diminum) atau dalam bentuk pasta gigi untuk anak-anak (di bawah usia 25 bulan) seyogyanya selalu di bawah pengawasan orang tua. Penggunan fluor secara sistemik biasanya diberikan kepada anak-anak yang tinggal di daerah yang terbukti kekurangan fluor. Sebab, dosis berlebihan fluor bisa juga menyebabkan kelainan yang biasa disebut Fluorosis. Hal serupa bisa juga terjadi pada ibu hamil yang periode pertumbuhan gigi pada janinnya sedang berlangsung.

5. Apakah Fluor bisa menyebabkan kelainan ?

Kelainan yang disebut fluorosis atau mottled enamel ini merupakan hipoplasia email dan disebabkan karena konsumsi / minum air berkadar fluor terlalu tinggi selama masa perkembangan gigi. Hal ini ditandai dengan cacatnya kalsifikasi serta memberi gambaran email berwarna putih kapur, yang berangsur-angsur berubah menjadi warna coklat.

6. Bagaimana Fluoridasi itu dilakukan dalam program pencegahan kerusakan gigi ?

Fluoridasi adalah penggunaan garam fluorida, misalnya dalam air minum, dengan tujuan mengurangi proses terjadinya karies gigi. Fluor dikenal sebagai elemen yang mutlak diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi. Di samping itu, dari penelitian-penelitian sejak puluhan tahun lalu, ternyata di daerah-daerah yang air minumnya mengandung kadar fluor cukup tinggi, sedikit sekali dijumpai terjadinya karies gigi.

6. Bagaimana kebijakan Depkes RI dalam penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor ?

Selain mengubah pola makan, Depkes juga menggalakkan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor pada air minum, garam, susu, dan lainnya. Di Indonesia sudah banyak pasta gigi yang mengandung fluor; pasta ini merupakan cara yang sangat praktis dan mudah difluoridasi. Berdasarkan SII (Standar Industri Indonesia) spesifikasi fluor pada pasta gigi maksimum adalah 1.500 ppm senyawa fluor, sedangkan WHO menetapkan komponen fluor minimal yang masih berperan aktif dalam pasta gigi adalah 800 ppm. Beberapa pasta gigi di pasaran dengan merk terkenal rata-rata mengandung sekitar 1.000 ppm fluoride.

7. Apakah penggunaan fluor bisa jadi jaminan bahwa gigi tidak akan rusak ?

Tentu saja penggunaan fluor semata bukan jaminan bahwa gigi kita akan bebas karies sama sekali. Para pakar menyatakan, bahwa menjadi keroposnya gigi merupakan fenomena yang multi faktorial. Hal ini berarti banyak faktor yang berkaitan dan saling mempengaruhi. Diet sehari-hari, pemeliharaan kebersihan mulut, dan pemeriksaan berkala misalnya, merupakan beberapa dari sekian banyak hal yang harus diperhatikan. Namun, suatu hal yang pasti, banyak laporan hasil penelitian dari berbagai penjuru dunia membuktikan bahwa fluor memang sangat besar peranannya dalam pencegahan terjadinya karies gigi.

8. Apakah pasta gigi yang mengandung fluor aman untuk dipakai ?

Semua produk yang akan dipasarkan untuk masyarakat luas (apa lagi yang berkaitan dengan kesehatan)harus melalui uji coba klinis dan persetujuan Badan POM Kementerian Kesehatan Rep. Indonesia, sebelum boleh dijual untuk umum.
Produk yang sudah mendapat persetujuan ini mendapat no register terkait dgn hal tsb., sekaligus sebagai bukti bahwa produk ini aman dipakai oleh masyarakat.


Di lain pihak, produsen sendiri tentu saja sudah mengadakan penelitian yang cermat dan menyeluruh tentang produk yang dihasilkan dan akan dipasarkannya.



http://ridwanaz.com/kesehatan/kandungan-fluoride-dalam-pasta-gigi-bermanfaat-atau-berbahaya-ini-jawabannya/

0 komentar:

Posting Komentar