Kamis, 14 April 2016

Bahaya Arsenik dan Cara Mengatasinya




Arsenik merupakan suatu unsur kimia metaloid mengilap abu-abu dalam bentuk elemen yang terjadi secara alami di kerak bumi. Arsenik merupakan elemen yang ditemukan di alam dan pada produk buatan manusia termasuk pestisida. Arsenik level rendah ditemukan di tanah, air dan udara. Unsur ini diambil oleh tanaman saat mereka tumbuh, dari sinilah awal mula jalan masuk arsenik ke dalam tubuh melalui makanan yang kita konsumsi. Arsenik dapat terkandung dalam sayuran, biji-bijian, buah-buahan dan makanan laut. Menurut FDA, beras merupakan bahan makanan yang mengandung tingkat arsenik paling tinggi, lalu disusul sayuran.
Arsenik adalah salah satu unsur paling beracun. Untungnya, ikatan arsenik anorganik terjadi di alam secara alami dalam jumlah kecil. Manusia dapat terpapar arsenik melalui makanan, air, dan udara. Paparan juga terjadi melalui kontak kulit dengan tanah atau air yang mengandung arsenik. Tingkat arsenik dalam makanan umumnya cukup rendah sehingga tidak membahayakan.
Tingkat arsenik dalam ikan dan seafood mungkin tinggi karena mereka menyerap arsenik dari air. Untungnya, arsenik dalam ikan terutama dari jenis organik tidak terlalu berbahaya. Namun, ikan yang mengandung sejumlah besar arsenik anorganik dapat membahayakan kesehatan manusia.
Paparan arsenik mungkin lebih tinggi pada orang yang bekerja dengan arsenik atau yang tinggal di rumah kayu yang diawetkan dengan senyawa arsenik. Paparan pada arsenik anorganik akan memicu berbagai efek kesehatan, seperti iritasi lambung dan usus, penurunan produksi sel darah merah dan putih, perubahan kulit, dan iritasi paru-paru.
Penyerapan sejumlah besar arsenik anorganik juga dikaitkan dengan peningkatan resiko perkembangan kanker, terutama kanker kulit, kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker getah bening. Paparan arsenik yang sangat tinggi bisa menyebabkan kemandulan dan keguguran pada perempuan, gangguan kulit, gangguan jantung, dan kerusakan otak baik pada pria maupun wanita. Dosis mematikan arsenik oksida umumnya adalah 100 mg.
Arsenik beracun karena mampu menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel hidup, melalui berbagai mekanisme. Di siklus Krebs arsenik menghambat enzim piruvat dehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan produksi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik akan mengalami nekrosis dan kematian dengan segera.
Mengatasi Keracunan Arsenik
Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama daripada itu (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari.

Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar