Kamis, 14 April 2016

Larangan Meniup Minuman : Ilmu Kimia



Telah masyhur bagi kita tentang hadits Nabi yang menyebutkan tentang larangan meniup-niup minuman, misalnya dalam hadits berikut:

Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺮِﺏَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻼَ ﻳَﺘَﻨَﻔَّﺲْ ﻓِﻲ ﺍﻹِﻧَﺎﺀِ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﺗَﻰ ﺍﻟﺨَﻼَﺀَ ﻓَﻼَ ﻳَﻤَﺲَّ ﺫَﻛَﺮَﻩُ ﺑِﻴَﻤِﻴﻨِﻪِ

"Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan." [HR. Bukhari no. 153]

Dari Ibnu Abbas radhiyallah ‘anhuma,

ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻬَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﺘَﻨَﻔَّﺲَ ﻓِﻲ ﺍﻹِﻧَﺎﺀِ ﺃَﻭْ ﻳُﻨْﻔَﺦَ ﻓِﻴﻪِ

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas." [HR. Ahmad no. 1907, Turmudzi no. 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth]

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ النَّفْخِ فِى الشُّرْبِ. فَقَالَ رَجُلٌ الْقَذَاةُ أَرَاهَا فِى الإِنَاءِ قَالَ « أَهْرِقْهَا ». قَالَ فَإِنِّى لاَ أَرْوَى مِنْ نَفَسٍ وَاحِدٍ قَالَ « فَأَبِنِ الْقَدَحَ إِذًا عَنْ فِيكَ »

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang meniup-niup saat minum. Seseorang berkata, 'Bagaimana jika ada kotoran yang aku lihat di dalam wadah air itu?'. Beliau bersabda, 'Tumpahkan saja'. Ia berkata, 'Aku tidak dapat minum dengan satu kali tarikan nafas'. Beliau bersabda, 'Kalau begitu, jauhkanlah wadah air (tempat mimum) itu dari mulutmu'." [HR. Tirmidzi no. 1887 dan Ahmad 3/26, dan dishahihkan oleh Al-Albani]

Lalu apa faedah dari larangan tersebut..? Jika kita telusuri, maka kita akan menemukan beberapa poin yang dicoba dihubung-hubungkan antara kimia dengan hadits Nabi tersebut.

Menurut Ilmu Kimia

Saking semangatnya dalam menyampaikan hadits, ada orang yang coba-coba mengambil faedah dengan menghubungkan hadits Nabi yang dimaksud dengan ilmu kimia yang akan kita sebutkan. Pada poin ini, kita yakin telah tersebar luas di dalam dunia maya yang menyebutkan bahwa jika air yang hendak kita minum itu ditiup, maka akan terbentuklah senyawa Asam Karbonat yang dapat menyebabkan sakit jantung.

Dalam sebuah artikel disebutkan:

"Fakta ilmiah pertama, bahwa bertemunya H2O (air dalam gelas) dengan karbondioksia atau CO2 (udara yang kita tiupkan melalui mulut) akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3. Nah jika senyawa kimia ini masuk ke dalam perut kita bisa menyebabkan penyakit jantung."

Dalam artikel lainnya dituliskan reaksinya,

H2O + CO2 → H2CO3

Pernyataan ini sama sekali tidak benar, biasanya orang-orang menyebutnya dengan ungkapan HOAX. Maka kita jawab dengan beberapa poin berikut.

A). Pembentukan Asam Karbonat (H2CO3)

Penulisan reaksi tersebut kurang tepat, karena reaksi yang terjadi bukanlah satu arah, melainkan dua arah (bulak-balik) yang ditandai dengan dua tanda panah, sehingga reaksinya adalah,

H2O (air) + CO2 (karbon dioksida) ⇄ H2CO3 (asam karbonat)

Apa makna dari reaksi dua arah..? Jika senyawa Asam Karbonat sudah terbentuk, maka ia dapat terpisah kembali menjadi Air dan Karbondioksida. Berbeda jika reaksinya adalah satu arah, misalnya Hidrogen yang bereaksi dengan Oksigen dalam membentuk Air,

2H (hidrogen) + O (oksigen) → H2O (air)

Karena reaksinya satu arah, maka Air tersebut tidak bisa serta merta kembali terpisah kembali menjadi Hidrogen dan Oksigen, dan kita pasti tidak pernah menyaksikan Air di bak mandi kita tiba-tiba berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen.

Poinnya adalah, sekalipun Asam Karbonat terbentuk, maka Asam Karbonat itu bisa saja terpecah kembali menjadi Air dan Karbondioksida. Namun perlu diketahui bahwa Asam Karbonat itu tidak dengan mudah begitu saja terbentuk, karena diperlukan kondisi khusus seperti suhu dan tekanan yang tinggi, serta bantuan dari katalis. Maka terbentuknya Asam Karbonat yang disebabkan hanya karena sebuah tiupan adalah hal yang mustahil.

B). Minuman Bersoda


Kalau kita menyadari, sebenarnya kita pun sering mengonsumsi minuman yang dicampur dengan Karbondioksida, apakah itu..? Itulah minuman bersoda semacam Coca-Cola, Fanta, Sprite, Big Cola, dan lain-lainnya. Coba saja perhatikan komposisinya, pasti bahan penyusunnya terdapat CO2 yang merupakan pembentuk Asam Karbonat, makanya disebut minuman berkarbonasi, karena kalau tidak ada Asam Karbonatnya maka tidak akan jadi yang namanya minuman bersoda. Dalam hal ini tentu minuman tersebut sudah teruji oleh BPOM sehingga layak untuk dikonsumsi. (baca: Menjawab Mitos-Mitos Minuman Bersoda)


Jika kita konsumsi minuman bersoda, kita akan sering bersendawa atau mengeluarkan gas lewat mulut yang mengindikasikan bahwa minuman tersebut mengandung Karbondioksida. Sekarang kalau kita tuang minuman itu ke dalam gelas, lalu kita biarkan agak lama, maka efek sodanya lama-kelamaan akan menghilang, mengapa..? itu karena Asam Karbonat tadi perlahan terpecah kembali menjadi Air dan Karbondioksida, lalu Karbondioksida itu pun terlepas ke udara bebas. Ingat bahwa pembentukan Asam Karbonat adalah reaksi kesetimbangan, bila keadaannya tidak pas maka Air dan Karbondioksida bisa terpisah kembali.
Jika kita buka tutup botol saat pertama kali biasanya akan muncul bunyi desis, itu menunjukkan bahwa tekanan di dalam botol sangat tinggi sehingga gas yang ada di dalam sangat bersemangat untuk keluar dari botol. Jika tutup botolnya sering dibuka maka tekanan di dalam botol pun semakin lama semakin berkurang yang mengakibatkan hilangnya efek bersoda dari minuman tersebut.

Lalu apa yang bisa kita katakan jika air yang hendak kita minum itu ditiup dengan tiupan yang lembut, apakah Asam Karbonat bisa begitu saja terbentuk..? Apakah minuman kopi yang kita tiup akan langsung berubah menjadi minuman bersoda...?? Lalu dimana hubungannya meniup minuman dengan sakit jantung..!?

Sebenarnya masih ada poin-poin lainnya untuk membantah HOAX tersebut, namun tampaknya dua poin yang telah kita sebutkan sudah mencukupi.



Sumber:  http://eshaardhie.blogspot.com/2015/08/larangan-meniup-minuman-antara-ilmu-fisika-kimia-biologi-dan-hadits-nabi.html

0 komentar:

Posting Komentar