Sabtu, 02 April 2016

Jenis Anestesi dan Efek Sampingnya

  Anestesi diberikan untuk memblokir sementara sensasi rasa sehingga memungkinkan pasien menjalani operasi dan prosedur kesehatan lainnya tanpa rasa sakit. Anestesi yang diberikan kepada seseorang berbeda untuk tiap kondisinya. Pasien harus menjalani tes kesehatan dan fisik sebelum benar-benar memutuskan jenis dan jumlah anestesi yang paling cocok. Anestesi harus diberikan secara hati-hati karena bekerja pada sistem saraf pusat pasien.
Oleh karena itu, dosis yang tidak benar akan mengganggu kerja seluruh sistem saraf pusat. Dalam kebanyakan kasus, dimana pasien disarankan mendapatkan anestesi regional atau umum, obat bius biasanya disuntikkan di sumsum tulang belakang.Karena anestesi, otak tidak dapat mengirim sinyal ke bagian tubuh. Dengan demikian, sensasi pasien menjadi mati atau tubuhnya mati rasa.

Jenis Anestesi

Berikut adalah jenis-jenis anestesi:
1. Anestesi lokal
    Anestesi lokal, seperti namanya, digunakan untuk operasi kecil pada bagian tertentu tubuh.Suntikan anestesi diberikan di sekitar area yang akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit. Anestesi juga dapat diberikan dalam bentuk salep atau semprotan.Sebuah anestesi lokal akan membuat pasien terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalami mati rasa di sekitar daerah yang diperasi. Anestesi lokal memiliki pengaruh jangka pendek dan cocok digunakan untuk operasi minor dan berbagai prosedur yang berkaitan dengan gigi.
2. Anestesi regional
Anestesi regional diberikan pada dan di sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian yang lebih besar.Pada prosedur ini pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode waktu yang lebih panjang.
Di sini, obat anestesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk menghambat rasa sakit selama dan setelah prosedur bedah. Ada dua jenis utama dari anestesi regional, yang meliputi:
– Anestesi spinal
Anestesi spinal atau sub-arachnoid blok (SAB) adalah bentuk anestesi regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien.
Pasien akan mengalami mati rasa pada leher ke bawah. Tujuan dari anestesi ini adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf.Setelah sinyal sistem saraf terblokir, pasien tidak lagi merasakan sakit.
Biasanya pasien tetap sadar selama prosedur medis, namun obat penenang diberikan untuk membuat pasien tetap tenang selama operasi.Jenis anestesi ini umumnya digunakan untuk prosedur pembedahan di pinggul, perut, dan kaki.
– Anestesi epidural
Anestesi epidural adalah bentuk anestesi regional dengan cara kerja mirip anestesi spinal.Perbedaannya, anestesi epidural disuntikkan di ruang epidural dan kurang menyakitkan daripada anestesi spinal.Epidural paling cocok digunakan untuk prosedur pembedahan pada panggul, dada, perut, dan kaki.
3. Anestesi umum
Anestesi umum ditujukan membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi.Obat bius biasanya disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat pernafasan.
Pasien sama sekali tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anestesi umum memengaruhi otak dan seluruh tubuh.Selama dalam pengaruh anetesi, fungsi tubuh yang penting seperti tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh dipantau secara ketat.

Efek Samping Anestesi

   Beberapa komplikasi mungkin dirasakan oleh sebagian pasien setelah mendapatkan anestesi terutama jika prosedur dan dosis tidak diberikan secara tepat.
Komplikasi bisa bersifat sementara, namun ada pula yang berefek hingga cukup lama. Di bawah ini adalah beberapa efek samping anestesi:
1. Nyeri di sekitar tempat suntikan.
2. Nyeri punggung bagian bawah dalam kasus anestesi spinal.
3. Penurunan tekanan darah.
4. Kerusakan saraf.
5. Karena overdosis anestesi, pernapasan pasien dan sistem peredaran darah bisa saja mengalami masalah.
6. Mati rasa pada mulut.
Sumber : http://www.amazine.co/18353/ketahui-3-jenis-anestesi-dan-efek-sampingnya

0 komentar:

Posting Komentar