Sabtu, 09 April 2016

Kandungan dalam Rokok Elektrik, amankah?

 Merokok merupakan salah satu kebiasan buruk yang sulit ditinggalkan bagi orang-orang yang sudah mengalami candu yang luar biasa terhadap pembunuh nomor satu tersebut. Hal itu membuat para pakar kesehatan berpikir bagaimana bisa mengatasi agar masyarakat bisa mau mengurangi atau kalau bisa meninggalkan dan tidak merokok lagi.
Tahukah anda tentang Rokok Elektronik atau Rokok elektrik? Ya, Rokok elektronik atau rokok elektrik ini sedang menjadi fenomena baru di tengah masyarakat Indonesia. Banyak yang beralih ke rokok elektrik karena menganggap cara merokok seperti ini aman dan lebih trendi, tanpa mengurangi kenikmatan merokok tembakau itu sendiri.


Yang menjadi pertanyaan adalah apakah rokok elektrik aman?

Menurut Craig Youngblood, presiden perusahaan pembuat rokok elektrik InLife, produk buatannya lebih aman daripada rokok tembakau. Dia juga menyatakan rokok elektrik bebas polusi dan tidak berbau karena mengeluarkan uap, bukan asap.
Namun, Norman Edelman, kepala medis dari American Lung Association mengatakan bahwa pernyataan bahwa rokok elektrik lebih aman belum cukup valid karena efek jangka panjang rokok elektrik belum diuji secara klinis.
Para peneliti di University of South California menemukan bahwa walaupun rokok elektrik mengandung beberapa logam beracun lebih tinggi ketimbang rokok biasa,rokok elektrik secara keseluruhan adalah pilihan yang lebih aman.
Sebagian instansi internasional dan nasional turut memberikan tanggapan mengenai tingkat keamanan dan peredaran rokok elektrik.

1. World Health Organization (WHO)
WHO merilis sebuah laporan berisi anjuran untuk tidak menggunakan rokok elektrik di dalam ruangan karena produk ini bisa mengeluarkan racun seperti rokok biasa. Meski tidak mengeluarkan asap, uap rokok elektrik yang mengandung zat kimia berbahaya juga dapat menimbulkan polusi udara. WHO juga menganjurkan untuk tidak menjual rokok elektrik kepada orang-orang di bawah usia 18 tahun.

2. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
Begitu pula di Indonesia, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah memperingatkan masyarakat bahwa rokok elektrik yang beredar di pasaran adalah produk ilegal dan belum terbukti keamanannya. Menurut BPOM, rokok elektrik mengandung nikotin cair dan bahan pelarut propilen glikol, dieter glikol, dan gliserin. Jika semua bahan itu dipanaskan akan menghasilkan senyawa nitrosamine. Senyawa tersebut dapat menyebabkan kanker

Apa Saja Kandungan Rokok Elektrik?

Pada dasarnya bentuk tampilan dari rokok elektrik hampir sama dengan rokok biasa, bahkan ada pula yang didesain dengan bentuk berbeda. Dia merupakan semacam alat penguap bertenaga beterai sehingga menimbulkan sensasi serasa mengisap rokok tembakau.
Di dalam rokok elektrik terdapat tabung berisi larutan cair yang bisa diisi ulang. Larutan ini mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, dan perasa. Larutan ini dipanaskan, kemudian muncul uap selayaknya asap. Sebagian perusahaan menjual cairan perasa tertentu. Antara lain perasa mentol/mint, karamel, buah-buahan, kopi, atau cokelat.

a. Nikotin
Nikotin merupakan zat yang terdapat pada daun tembakau. Nikotin berfungsi  sebagai obat perangsang dan memberikan efek candu. Itulah sebabnya banyak perokok yang sulit berhenti merokok.
b. Propilen glikol
Propilen glikol merupakan cairan senyawa organik yang tidak berbau dan tidak berwarna, namun memiliki rasa agak manis. FDA atau Lembaga Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat telah menyatakan bahwa senyawa ini aman jika digunakan dalam kadar rendah.
c.  Gliserin
Gliserin adalah cairan kental tidak berbau dan tidak berwarna. Zat ini sering digunakan pada perpaduan formulasi farmasi. Cairan manis yang dianggap tidak beracun ini sering pula dipakai oleh industri makanan. Gliserin berfungsi sebagai pengantar rasa dan nikotin dalam penggunaan rokok elektronik.

Hingga kini status keamanan rokok elektrik terutama yang dampak jangka panjangnya masih diperbincangkan karena klaim dari produsen belum sepenuhnya terbukti. Beberapa penelitian menemukan bahwa rokok elektrik dapat memicu inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan meningkatkan risiko asmastroke serta penyakit jantung. Langkah terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menghindari hal yang belum teruji kebenarannya. Alangkah baiknya jika kita bisa sepenuhnya tidak tergantung pada nikotin dan zat apa pun.

Referensi

Apa Dampak dan Bahaya Rokok Elektrik. (2015, 07). Retrieved April 09, 2016, from Sukasaya.com: http://www.sukasaya.com/2015/07/apa-dampak-dan-bahaya-rokok-elektrik.html
Apakah Rokok Elektrik Aman. (n.d.). Retrieved April 09, 2016, from Alodokter: http://www.alodokter.com/apakah-rokok-elektrik-aman


0 komentar:

Posting Komentar