Kamis, 14 April 2016

Bahaya dan Manfaat Teh Celup



Bahaya dan Manfaat Teh Celup

 
Buat yang pernah berkunjung ke pabrik kertas/pulp, mungkin tahu bahwa chlorine adalah senyawa kimia yang sangat jahat dengan lingkungan dan manusia, khususnya dapat menyerang syaraf!
Dari kejauhan pabrik mudah dilihat jika ada asap berwarna kuning yang mengepul dari pabrik, itu bukan asap biasa tapi chlorine gas. Makanya industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan karena hal tersebut di atas. Dan juga masalah kehutanan.
Kertas terbuat dari bubur pulp yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis bahan pemutih (sejenis rinso/baycline), yaitu senyawa chlorine dengan kekuatan yang sangat keras sekali! Kertas sama dengan kain, karena memiliki serat.
Kalau di negara maju, produk ini harus melakukan proses neutralization dgn biaya cukup mahal agar terbebas dari chlorine dan dapet label kesehatan. Tissue atau kertas makanan dari negera maju yang dapat label depkesnya tidak bakalan mengeluarkan cahaya tsb saat kena UV. Kertas rokok sama saja, bahkan ada calsium carbonat agar daya bakarnya sama dengan tembakau dan akan terurai jadi CO saat dibakar.
Minumlah Teh, bukan Klorin… Anda gemar minum teh? Dan, sebagai manusia modern Anda tentu suka segala sesuatu yang praktis, kan? Nah, Anda tentu sering minum teh menggunakan teh celup. Selain karena suka rasa teh, mungkin Anda minum teh karena yakin akan berbagai khasiat teh. Misalnya, teh merah untuk relaksasi, teh hitam untuk pencernaan, atau teh hijau untuk melangsingkan tubuh. Namun, apa Anda terbiasa mencelupkan kantong teh celup berlama-lama?
Mungkin, pikir Anda, semakin lama kantong teh dicelupkan dalam air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman teh… Padahal, yang terjadi justru sama sekali berbeda! Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi jika Anda mencelupkan kantong teh lebih dari 3 – 5 menit.
Klorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. Fungsinya, disinfektan kertas, hingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga. Banyak penelitian mencurigai kaitan antara asupan klorin dalam tubuh manusia dengan kemandulan pada pria, bayi lahir cacat, mental terbelakang, dan kanker.
Nah, mulai sekarang, jangan biarkan teh celup Anda tercelup lebih dari 5 menit. Atau, kembali ke cara yang sedikit repot, gunakan daun teh.

HITAM DAN HIJAU
Teh yang kita konsumsi merupakan hasil olahan pucuk daun teh dan dedaunan yang masih muda. Teh yang bernama Latin Camellia sinensis umumnya tumbuh di daerah subtropis. Dataran Cina disebut-sebut sebagai negeri asal tanaman ini. Konon, di negeri itu, teh sudah dikonsumsi sejak tahun 2700 SM.
Diperkirakan hingga sekarang, setelah dilakukan berbagai proses penyilangan tanaman teh, sudah dihasilkan 1500 jenis teh di seluruh pelosok dunia. Dahulu yang dikenal hanya teh Cina, kini populer juga teh Jepang, teh Indonesia, teh India dan sekitarnya, juga teh Afrika. Secara lebih spesifik, sebenarnya teh digolongkan menjadi dua kategori, yaitu teh hitam yang diolah melalui proses fermentasi serta teh hijau tanpa melalui proses fermentasi.
KHASIAT
Diperkirakan teh mengandung setidaknya 450 senyawa organik yang bermanfaat bagi tubuh. “Yang perlu diingat, fungsi teh bukanlah untuk mengobati penyakit tapi sekadar mencegah,” kata Winarto.
Hasil penelitian yang disebarkan beberapa media massa mengatakan, teh mengandung senyawa utama yaitu polifenol, vitamin B kompleks, C, E, dan K, serta unsur mineral seperti fluor, mangan dan potasium. Selain itu, dikabarkan kandungan vitamin B dalam teh 10 kali lebih besar ketimbang dalam sayuran. Teh juga dianggap mengandung vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan jeruk, tomat ataupun apel. Apa betul begitu? “Saya kurang tahu pasti mengenai perbandingan seperti itu. Yang jelas, banyak sekali zat dalam teh yang bermanfaat." 

Manfaat teh antara lain:
1. Menghambat pembentukan dan penumpukan kolesterol.
Zat Catechin dalam teh dinilai mampu mencegah atau mengurangi pembentukkan kolestrol dalam darah. Selain itu, zat ini membantu pembuangan kolesterol lewat feses.
2. Mencegah tekanan darah tinggi.
Zat Epigallocatechin dan Epicatechin gallat dianggap mampu mencegah atau mengontrol tekanan darah. Cara kerjanya yaitu dengan menghambat produksi enzim yang dapat memacu tekanan darah.
3. Mencegah penyakit jantung.
Zat flavonoid dan mangan yang terkandung dalam teh dapat mencegah serangan radikal bebas yang bisa menyebabkan serangan jantung.
4. Mengendalikan kadar gula dalam darah.
Kabar gembira buat penderita diabetes. Mangan dan polifenol juga membantu proses pembentukan energi menjadi lancar sehingga dapat menjaga atau mengendalikan kadar gula dalam darah.
5. Mencegah kanker.
Catechin, polifenol, dan flavonoid menghambat mutasi pada sel tubuh dan menetralkan radikal bebas penyebab kanker lambung, paru-paru, kulit, usus, hati, payudara dan sebagainya.
6. Merawat Gigi.
Fluor dan polifenol dalam teh membantu mencegah pelubangan pada gigi (karies), memperkuat gigi, menghambat bakteri dalam mulut, dan mencegah plak gigi.
7. Menghindari keracunan.
Catechin adalah zat yang bersifat detoksifikasi. Ia membantu menetralkan racun atau menghentikan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan orang keracunan, entah itu akibat makanan maupun logam berat.


DAMPAK
Selain berbagai manfaat yang bisa dipetik, ternyata teh juga dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya:
1. Insomnia
Perlu diingat teh juga mengandung zat sejenis “kafein”. Jika dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan insomnia, kecemasan, dan detak jantung yang tak teratur. Namun, kandungan kafein pada teh masih lebih rendah dibandingkan kopi atau minuman bersoda.
2. Memicu maag
Orang tak boleh minum teh jika menderita maag kronis. Alih-alih sembuh justru dapat memicu sakit karena teh dapat “menggerus” dinding usus. Teh boleh diminum jika larutannya tidak pekat.
3. Anemia
Minum teh setelah makan tidak dianjurkan karena dapat menghambat penyerapan zat besi dari sari makanan yang berbuntut anemia.
Terlepas dari dampak negatif yang mungkin saja timbul, sebuah studi menunjukkan teh sama sekali tidak mempunyai efek samping yang terlalu merugikan. Oleh karena itu, tak perlu khawatir bila kita memiliki kebiasaan minum teh kecuali ibu yang tengah hamil.
Lalu, bagaimana dengan teh celup? Memang ada kekhawatiran bahwa teh celup bisa menimbulkan bahaya. Kenapa? Karena menggunakan kertas, benang, lem, dan staples. Semuanya bersifat karsinogen atau mengandung bahan kimia. Beberapa penelitian mengatakan, bahan yang digunakan dalam teh celup diduga dapat menyebabkan kanker. “Memang perlu studi lebih jauh untuk meneliti bahan-bahan yang digunakan. Tapi menurut saya efek negatif dari bahan-bahan yang digunakan tergolong sedikit.”
TIDAK DICAMPUR
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, sebaiknya larutan teh tidak dicampur dengan bahan lain, misalnya gula pasir. Asal tahu saja, gula pasir diolah dengan menggunakan bahan kimia. “Kalaupun mau ditambah gula sebagai penambah selera, gunakan gula batu karena lebih alami tanpa bahan kimia,” tambah Winarto.
Teh juga sebaiknya diminum tanpa es karena suhu es yang dingin justru dapat menyebabkan kerusakan pada lambung. Sebaiknya seduhlah dengan air panas lalu diseruput selagi masih hangat. Niscaya terasa segar menyejukkan.
Lalu, sebaiknya minum teh tidak dilakukan langsung setelah makan. Ambillah jeda sekitar dua jam agar usus punya waktu untuk melakukan proses penyerapan makanan. Terutama makanan yang mengandung zat besi yang penting dalam pembentukan sel darah merah. Dalam sehari, cukuplah minum teh sebanyak dua gelas, pagi dan sore. Boleh juga disertai makanan ringan. “Agar khasiatnya lebih terasa sebaiknya minum teh dibiasakan dari kecil,” kata Winarto.


 

Sumber : http://sraksruk.blogspot.co.id/2012/09/fakta-bahay-dan-manfaat-teh-celup.html

0 komentar:

Posting Komentar