Selasa, 26 April 2016

Cat Ramah Lingkungan

Cat konvensional, khususnya untuk
kepentingan perwarnaan kendaraan bermotor, terbukti banyak mengandung senyawa berbahaya karena selalu menguapkan banyak bahan pengurai yang merusak lingkungan. Karena itulah, teknologi di bidang ini terus dikembangkan demi terciptanya produk ramah lingkungan dengan kualitas yang tak kalah dengan cat konvensional. Dan, belakangan teknologi menyangkut cat berkembang amat pesat. Malahan yang terkini muncul, cat dengan ramuan teknologi waterborne .

Produk ini lebih banyak mengandung unsur air -- termasuk
bagi keperluan pengencerannya --
ketimbang senyawa beracun seperti di antaranya thinner yang memang amat mengganggu lingkungan. Secara awam teknologi waterborne dapat digambarkan sebagai proses yang sederhana, yakni air dapat mengantikan cairan thinner, mulai untuk kepentingan pencampuran, pengecatan, hingga penguapan. Ini
sangat menguntungkan karena zat
yang dikandung dalam thinner berupa senyawa perusak lingkungan.

Namun, ini tak berarti waterborne
sama sekali tidak menggunakan thinner dalam seluruh proses produksinya. Karena, bagaimanapun zat pengurai yang diperlukan dari cairan thinner tetap ada. Hanya konsentrasi dan jumlahnya yang amat berkurang dibanding pemakaian thinner pada produk cat konvensional. Dengan begitu, kombinasi antara cat yang mengandung air dengan sistem solid tinggi -- campuran dari sejumlah
senyawa kimia yang terkandung
dalam cat -- dapat mengurangi jumlah pelarut beracun yang digunakannya.

Sistem baru yang amat ramah
lingkungan ini mencakup pula pada proses coating, base caot, dan juga clear coat. Bagai mata pisau bersisi dua menggunakan air sebagai cleaner tersebut memiliki dua fungsi. Pada satu sisi memang lebih baik dibanding menggunakan pengurai organik, tetapi sisi lainnya adalah kenyataan bahwa sifat air yang mudah membeku membuat proses penguapannya lebih lambat.

Karenanya produk cat yang lebih banyak mengandung air ini harus dipanaskan dalam temperatur antara 5 sampai 30 derajat Celsius. Bahkan dinyatakan pula untuk hasil lebih baik diperlukan proses pemanasan hingga suhu 20 derajat Celsius. Prosesnya sedikit lebih rumit dibanding pemakaian cat konvensional. Tetapi karena kini telah banyak dikembangkan sistem pengecatan dengan metoda oven, kendala ini dapat dieliminir. Misalnya, melakukan pencampuran cat di dalam oven secara seksama sebelum melakukan pengecatan. Selain itu dapat pula digunakan metoda inframerah, sehingga cat yang dilarutkan dengan air tersebut dapat dipastikan akan mudah kering.

Cat produk tersebut benar-benar
diformulasikan sehingga amat
berteman dengan air. Karena itu
proses pengikat pigmen, salah satu
contohnya, dapat berlangsung amat gampang. Mudahnya, proses ini dapat dibayangkan seperti pencampuran cat air untuk keperluan menggambar. Namun hasil akhirnya nyaris sama persis dengan cat minyak, yang lebih
kuat melapisi logam dan mudah mengkilap. Karena sifatnya yang mudah larut dalam air, maka zat pelarut kimiawi lainnya yang dibutuhkan dalam proses pengecatan secara keseluruhan bisa amat sedikit, yakni sekitar 10 persen dibanding penggunakan cat
konvensional.

Pada proses pengecatan dasar dengan produk konvensional, bahan pelarut beracun yang diperlukan bisa mencapai 85 persen. Tetapi dengan menggunakan cat jenis baru ini,
senyawa pelaut kimia lain hanya
diperlukan dalam jumlah 10 persen. Sampai di sini, semangat menggurangi penggunakan thinner menjadi prestasi.

Keuntungan penggunaan cat jenis ini bukan hanya mengurangi senyawa kimia perusak lingkungan dalam proses refinishing semata. Melainkan lebih kepada keseimbangan sistem ekologi dan ekonomis. Selain dipastikan bahwa material baru ini akan bisa digunakan setiap hari. Dari segi ekonomis pun ternyata dapat sangat mengurangi investasi peralatan baru karena material yang digunakan lebih sedikit ketimbang material cat konvensional.

Pabrikan otomotif Audi AG di Jerman, telah pula membuat penelitian untuk menyempurnakan temuan ini. Pengembangan tersebut mencakup proses pelarutan air yang langsung tercampur dalam sirkulasi pada wadah khusus ketika disemprotkan. Ini termasuk telah pula menggunakan sistem saringan ultra terbaru.
Prosesnya, air dari tempat pengecatan dikumpulkan dalam tangki 250.000 liter sebelum dibersihkan dari polutan dan zat kimia beracun lainnya. Dan, setelah itu air didaur ulang ke dalam sirkuit pengecatan. Dengan kata lain, sirkuit air ini mengisi sendiri kebutuhan airnya. Artinya dalam
keseluruhan proses pengecatan tak
saja dijamin ramah lingkungan, tapi juga amat ekonomis karena airnyapun dapat didaur ulang penggunaannya.

Proses tersebut ternyata dapat
mengurangi lebh dari 70 persen energi untuk keperluan pengecatan seluruh bodi mobil dalam serangkaian produksi dalam pabrik. Itu berarti akan menghemat sedikitnya 2.900 ton minyak untuk keperluan pemanasan dalam proses pengecatan di pabrik
Audi AG per tahunnya. Membahas teknologi cat baru ini tentu harus dikaitkan dengan proses pengecatan kendaraan bermotor dalam sebuah pabrik. Hasilnya, kemajuan bagi pelesatarian lingkungan dan upaya menekan ongkos produksi dapat diperoleh dengan menggunakan produk ini.
Sementara untuk kepentingan usaha jasa pengecatan, belum diperoleh informasi sejauh mana tingkat efisiensinya.

Sumber:
http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1106067244&1

0 komentar:

Posting Komentar