Tempat Makan Praktis Namun Berbahaya
Seperti yang kita tahu, banyak
sekarang makanan yang menggunakan wadah atau tempat makan menggunaka styrofoam.
Memang praktis tapi apa kalian aka tetap memakan konsumsi yang menggunakan
styrofoam setelah membaca artikel ini?
Styrofoam sebenarnya bukanlah
nama sebuah kemasan melainkan produk dagang dari perusahaan Dow Mechanical. Styrofoam
sendiri kemasan yang berbahan dari polimer dan macam lainnya seperti :
1.
Polietilen tereflatat (PET)
2.
Polirinil klorida (PVC)
3.
Polietilen (PE)
4.
Polipropilen (PP)
5.
Polistirena (PS)
6.
Polikarbonat (PC)
7.
dan melamin.
Styrofoam terbuat dari butiran-butiran styrene, yang
diproses menggunaka Benzana sedangkan Benzena sendiri termasuk zat yang dapat
menimbulkan penyakit.
Ancaman untuk Kesehatan
Styrofoam terbuat dari Kopolimer Styrene yang diproses
menggunakan Benzana. Benzana
sendiri dikenal sebagai zat yang memicu berbagai gangguan kesehatan seperti
tyroid, mengganggu sistem syaraf, merusak sumsum tulang belakang, menyebabkan
anemia, sistem imun menurun dan mengganggu siklus menstruasi (bagi wanita),
menyebabkan kanker payudara dan prostat bahkan dalam kasus yang parah, benzana
dapat menyebabkan hilangnya kesadaran diri seseorang dan kematian.
Sayangnya bahaya ini malah luput
dari perhatian kita, terbukti dengan populernya Styrofoam sebagai wadah
makanan. Racun yang menyamar sebagai wadah makanan ini tak hanya digunakan di
restoran-restoran cepat saji tapi juga di tukang jajanan pinggir jalan. Lebih
parahnya lagi, umumnya mereka membungkus makanan yang masih panas dengan
Styrofoam, bahkan ada beberapa yang memanaskan makanan dalam microwave padahal
wadahnya Styrofoam, bisa dibayangkan betapa banyak zat beracun tadi yang
berpindah dalam makanan tadi dan akhirnya masuk ke tubuh.
Ancaman untuk
Lingkungan
Selain
berdampak pada masalah kesehatan, Styrofoam juga berdampak pada kerusakan
lingkungan. Sifat Styrofoam yang tak mudah terurai oleh alam membuatnya terus
menumpuk hingga akhirnya mencemari lingkungan. Styrofoam sebenarnya dapat
didaur ulang namun proses daur ulangnya tetap saja melepaskan sekitar 57
senyawa-senyawa berbahaya di alam. Styrofoam bahkan dikategorikan sebagai
penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar